فَعَقَرُوْهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوْا فِيْ دَارِكُمْ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوْبٍ
Fa ‘aqarūhā fa qāla tamatta‘ū fī dārikum ṡalāṡata ayyām(in), żālika wa‘dun gairu makżūb(in).
Mereka lalu menyembelih unta itu. Maka, dia (Saleh) berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari.358) Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.”
Maka mereka, yakni kaum Nabi Saleh yang membangkang menyembelih unta itu dengan pisau atau sejenisnya dengan tanpa menaruh rasa belas kasihan, kemudian dia Nabi Saleh berkata kepada mereka dengan nada mengejek, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari, setelah itu kamu pasti akan binasa akibat perbuatan dosa yang kamu lakukan. Itu adalah janji Allah yang tidak dapat didustakan oleh siapa pun, karena Allah pasti akan menepati janji-Nya.”
Tetapi kaum Ṡamūd tetap tidak mempercayainya dan tetap menentang serta memperolok-olokkannya bahkan membunuh unta yang dikirimkan Allah sebagai mukjizat itu. Nabi Saleh a.s. sangat bersedih hati atas tindakan kaumnya, sebab dia yakin mereka akan dibinasakan Allah karena perbuatan mereka membunuh unta itu. Lalu Nabi Saleh berkata, “Kamu diberi kesempatan oleh Allah bersenang-senang hidup di negeri ini selama tiga hari, dan sesudah itu kamu akan dibinasakan karena keingkaran dan kedurhakaan kamu. Ini adalah janji dari Allah, yang pasti terlaksana dan kamu akan melihat sendiri.”
Aṣ-Ṣaiḥah الصَّـيْحَة (Hūd/13: 67)
Aṣ-Ṣaiḥah adalah bentuk maṣdar dari kata ṣāḥa - yaṣīḥu - ṣaiḥah yang berarti teriakan atau suara yang keras. Pada awalnya ṣaiḥah berarti suara yang dihasilkan dari terbelahnya kayu atau baju yang sobek. Ṣaiḥah juga diartikan teriakan yang sangat kuat dan mengguntur. Dalam Al-Qur’an, ṣaiḥah diungkapkan dengan rajfah (goncangan yang keras) dan ṣa’iqah (petir yang menyambar). Ṣaiḥah pada ayat ini ditafsirkan dengan suara yang sangat keras dan bergemuruh serta memekakkan telinga yang mendengarnya yang ditimpakan oleh Allah swt kepada kaum Ṡamūd karena kekufurannya.

