v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 37 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 37 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 225 •  Quarter Hizb 23.25 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ

Waṣna‘il-fulka bi'a‘yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fil-lażīna ẓalamū, innahum mugraqūn(a).

Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

Makna Surat Hud Ayat 37
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan Allah memberikan perintah kepada Nabi Nuh, “Buatlah sebuah kapal untuk menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami tentang tata cara pembuatannya, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku sesuatu hal tentang orang-orang yang zalim. Apakah engkau berharap kepada-Ku agar Aku memberi maaf kepada mereka, atau engkau memohon agar Aku tangguhkan atau ringankan siksa bagi mereka, karena keputusan-Ku telah Kutetapkan bahwa sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Menurut riwayat Ibnu Abbas, panjang kapal itu seribu dua ratus hasta. Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah memerintahkan kepada Nuh a.s. supaya membuat kapal yang akan dipergunakan untuk menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman dari topan (air bah) yang akan melanda dan menenggelamkan permukaan bumi sebagai azab di dunia ini kepada orang-orang kafir dari kaumnya yang selalu membangkang dan durhaka. Nabi Nuh diperintahkan membuat kapal penyelamat itu dengan petunjuk-petunjuk dan pengawasan dari Allah.

Selanjutnya pada ayat ini Allah memperingatkan Nuh a.s. agar tidak lagi berbicara dengan kaumnya yang zalim (kafir) dan tidak lagi memohon supaya dosa mereka diampuni atau dihindarkan dari azab-Nya, karena sudah menjadi ketetapan Allah bahwa mereka akan ditenggelamkan.

Larangan serupa ini telah diberikan pula kepada Nabi Ibrahim a.s. sewaktu dia memohonkan kepada Allah agar azab-Nya tidak ditimpakan kepada kaum Luṭ, sebagaimana disebut dalam firman-Nya:

يٰٓاِبْ ٰهِيْمُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا ۚاِنَّهٗ قَدْ جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۚ وَاِنَّهُمْ اٰتِيْهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُوْدٍ ٧٦ (هود)

Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. (Hūd/11: 76)

Isi Kandungan Kosakata

Fārat-tannūr فَارَ التَّنُّوْرُ (Hūd/11: 40)

Fāra terambil dari kata faur ‘mendidih’, ‘bergejolak’, yang dipakai untuk memberi sifat kepada api, periuk, dan marah. Yang dimaksud adalah menggelegarnya air keluar dari perut bumi sehingga menimbulkan banjir besar pada zaman Nabi Nuh. Waktu itulah Nabi Nuh diperintahkan Allah untuk membawa sepasang binatang dari berbagai jenis seperti sapi, kerbau, unta, dan lain-lain ke dalam kapalnya.