فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
Fa saufa ta‘lamūn(a), may ya'tīhi ‘ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu ‘alaihi ‘ażābum muqīm(un).
Maka, kelak kamu mengetahui siapa (di antara kita) yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa pula) yang akan ditimpa azab yang kekal.”
Maka kelak kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab yang menghinakan di dunia ini dan siapa pula yang akan ditimpa azab yang kekal di akhirat nanti.”
Pada ayat ini diterangkan lanjutan perkataan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya yang mengejek dengan mengatakan apabila mereka belum tahu apa gunanya kapal yang sedang dibuatnya itu, maka pasti mereka akan mengetahuinya kelak setelah kapal itu selesai dibuat, dan mereka ditenggelamkan. Sebenarnya perkataan Nabi Nuh a.s. itu bukanlah sekadar jawaban atas ejekan mereka, akan tetapi sebagai ancaman akan datangnya azab kepada mereka. Sebab apabila mereka sadar, niscaya mereka akan dapat merasakan bahwa perkataan Nabi Nuh a.s. tidak lagi sebagai kata-kata biasa yang selalu mereka anggap sekadar menakut-nakuti yang tidak akan ada kenyataannya. Tetapi kali ini sudah dalam tahap persiapan untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman dari bahaya azab yang akan memusnahkan orang-orang yang sangat durhaka kepada Allah dan rasul-Nya itu.
Fārat-tannūr فَارَ التَّنُّوْرُ (Hūd/11: 40)
Fāra terambil dari kata faur ‘mendidih’, ‘bergejolak’, yang dipakai untuk memberi sifat kepada api, periuk, dan marah. Yang dimaksud adalah menggelegarnya air keluar dari perut bumi sehingga menimbulkan banjir besar pada zaman Nabi Nuh. Waktu itulah Nabi Nuh diperintahkan Allah untuk membawa sepasang binatang dari berbagai jenis seperti sapi, kerbau, unta, dan lain-lain ke dalam kapalnya.

