Full Sinopsis & Tema Plot Film Gravity (2013)

- Plot
- Sinopsis
- Tema
- Penjelasan
- Komentar
- Kecelakaan di ruang angkasa yang menghancurkan misi dan memisahkan astronaut dari rekan-rekannya.
- Perjuangan Dr. Ryan Stone untuk bertahan hidup dan mengatasi ketakutannya di lingkungan yang ekstrem.
- Pengorbanan dan solidaritas antar astronaut dalam menghadapi bahaya yang luar biasa.
- Peran kepercayaan diri dan harapan sebagai kekuatan utama dalam bertahan dan melanjutkan hidup.
- Transformasi karakter Stone dari ketakutan menjadi perempuan yang penuh semangat dan harapan.
- Keindahan visual luar angkasa yang memukau dan memperkuat suasana cerita.
Di ketinggian 600 km di atas permukaan Bumi, suhu di ruang angkasa bisa berkisar antara +258 hingga -148 derajat Fahrenheit, dan tidak ada udara untuk membawa suara, tekanan, maupun oksigen. Kehidupan di luar angkasa sangat tidak mungkin. Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock), seorang Spesialis Misi yang menjalani misi pertamanya, dan rekan veteran, Matt Kowalski (George Clooney), sedang melakukan spacewalk untuk memperbaiki teleskop Hubble. Misi ini berjalan normal hingga tiba-tiba radio mereka terganggu karena awan puing dari satelit yang dihantam misil Rusia, menyebabkan reaksi berantai yang menciptakan lapisan puing yang bergerak cepat di orbit.
Setelah puing menabrak Explorer, Stone terlempar ke ruang angkasa dan sendirian, kesulitan menentukan posisi karena sistem GPS dan komunikasi mereka rusak. Berkat bantuan Kowalski yang menggunakan jetpack-nya, mereka berhasil kembali ke sisa-sisa Explorer yang hancur dan menyadari bahwa seluruh kru mereka telah tewas. Mereka berusaha mencapai Stasiun Antariksa Internasional (ISS), yang berjarak sekitar 1.450 meter, sebelum puing kembali mengelilingi Bumi dalam waktu 90 menit.
Dalam perjalanan, mereka berbincang tentang kehidupan Stone di Bumi dan kehilangan anak kecil yang meninggal dunia, menegaskan perjuangan pribadi mereka. Sesampainya di ISS, mereka menemukan stasiun itu kosong dan rusak, dan harus mencari cara untuk selamat. Kowalski menyarankan penggunaan kapsul Soyuz yang tersisa untuk menuju stasiun China, Tiangong, yang berjarak 100 km.
Saat berusaha menyeberang, Stone dan Kowalski mengalami berbagai hambatan, termasuk kekurangan oksigen dan bahan bakar. Kowalski mengorbankan dirinya agar Stone bisa selamat, memberi tahu untuk fokus pada upaya kembali ke Bumi. Stone berhasil masuk ke Soyuz dan memulai perjalanan terakhir, tetapi kapsul itu mengalami masalah fuel dan tidak bisa melakukan re-entry di Tiangong. Dalam keadaan putus asa, Stone berusaha bunuh diri, namun muncul sosok Kowalski yang memberi semangat dan mengingatkan pentingnya hidup. Ia kembali bersemangat dan menggunakan sisa bahan bakar untuk mengarahkan kapsul ke Bumi.
Setelah kapsul masuk ke atmosfer dan mendarat di danau, Stone bangkit dari air, melangkah ke darat, dan berjalan dengan kemenangan, menandai akhir dari perjuangannya dan awal kehidupan baru di Bumi.
- Life in space is impossible.: Menggambarkan bahwa tanpa perlindungan dan lingkungan yang sesuai, kehidupan di luar bumi tidak dapat bertahan, menegaskan bahaya ekstrem di ruang angkasa.
- There is no air to carry sound. No air pressure and no oxygen.: Menjelaskan kondisi lingkungan luar angkasa yang sangat tidak ramah bagi manusia, menekankan kesendirian dan bahaya yang dihadapi.
- A cloud of space debris going around the planet at 50,000 MPH.: Menggambarkan bahaya besar dari puing-puing luar angkasa yang bergerak sangat cepat, yang menjadi pusat konflik dalam cerita.
- She sheds her Sokol space suit that is weighing her down.: Simbol melepaskan beban dan ketakutan, serta berusaha menjadi lebih ringan secara mental dan fisik untuk bertahan hidup.
- Despite damage during its descent, and it lands in a lake.: Menggambarkan keberhasilan dan keberanian dalam menghadapi bahaya saat melakukan re-entry dan mendarat darurat di bumi.

