
- Fakta
- Biografi
- Penjelasan
- Komentar
- Lahir pada 24 Oktober 1939 di Pittsburgh dan dibesarkan di El Paso, Texas.
- Memiliki latar belakang keluarga imigran Suriah dan Italia.
- Memulai karier sebagai aktor panggung dan debut film tahun 1971.
- Mengambil waktu istirahat dari dunia akting pada 1978 karena frustrasi dengan peran yang kurang besar.
- Memenangkan Oscar untuk peran sebagai Salieri di film Amadeus (1984) pada 1985.
- Selain film, Abraham aktif di dunia teater, televisi, dan iklan selama kariernya.
- Mencari kembali ke dunia komedi setelah membintangi film serius dan karakter antagonis.
- Karakter Salieri di Amadeus dianggap sebagai karya terbaik dan paling ikonik dalam kariernya.
F. Murray Abraham lahir pada 24 Oktober 1939 di Pittsburgh, Pennsylvania, dan dibesarkan di El Paso, Texas. Ayahnya, Fred Abraham, adalah imigran dari Suriah yang memeluk agama Kristen Antiochia, sementara ibunya, Josephine Stello, berasal dari keluarga imigran Italia. Nama aslinya adalah 'Murray', namun ia menambahkan 'F.' untuk membedakan nama panggungnya.
Sebagai aktor teater, Abraham memulai debut layar lebar sebagai petugas pemulasaran dalam film komedi George C. Scott, They Might Be Giants (1971). Pada pertengahan 1970-an, ia mendapat pekerjaan stabil, termasuk iklan dan pengisi suara. Ia tampil sebagai polisi bawah tanah bersama Al Pacino di Serpico (1973) serta peran di sejumlah acara TV seperti menjadi penjahat di satu episode Kojak (1973).
Kariernya di film tahun 1970-an juga termasuk peran sebagai sopir taksi di The Prisoner of Second Avenue (1975), mekanik di The Sunshine Boys (1975), dan polisi di All the President's Men (1976). Meskipun banyak berperan kecil, Abraham tetap melakukan iklan dan suara latar untuk penghasilan. Pada 1978, ia memutuskan berhenti karena frustrasi dengan kurangnya peran besar dan merasa tidak dihargai secara serius sebagai aktor.
Ketika itu, istrinya, Kate Hannan, bekerja sebagai asisten, dan Abraham menjadi 'house husband', mengurus rumah dan anak-anak. Ia menganggap pengalaman ini sangat berharga, meskipun bertentangan dengan citra maskulinnya. Ia kembali ke dunia akting di film Scarface (1983) dan berperan sebagai Omar Suárez, serta melakukan pengisi suara iklan televisi.
Puncak kariernya datang saat memenangkan Academy Award pada 1985 untuk perannya sebagai komponis iri hati, Antonio Salieri, dalam film Amadeus (1984). Ia juga meraih Golden Globe dan berbagai penghargaan lain. Peran ini diakui sebagai yang paling ikonik, karena sutradara Milos Forman menginspirasi penggambaran karakter berdasarkan kualitas akting Abraham yang luas.
Setelah Amadeus, ia tampil dalam The Name of the Rose (1986) sebagai Bernardo Gui, musuh utama Sir Sean Connery. Sutradara Jean-Jacques Annaud menyebut Abraham sebagai 'egomaniac' di lokasi syuting, karena merasa dirinya lebih penting dari Connery yang belum pernah memenangkan Oscar. Setelah itu, Abraham ingin kembali ke peran komedi, menyeimbangkan kariernya.
- No one was taking my acting seriously. I figured if I didn't do it, then I'd have no right to the dreams I've always had: Abraham merasa bahwa tanpa mengatasi frustrasi dan berhenti sementara, dia tidak akan bisa mewujudkan impian dan potensi aktingnya yang sesungguhnya.
- Egomaniac: Kata ini digunakan sutradara Jean-Jacques Annaud untuk menggambarkan sifat Abraham di lokasi syuting, yang dianggap terlalu percaya diri dan merasa dirinya lebih penting daripada rekan-rekannya.
- Antonio Salieri: Karakter yang diperankan Abraham dalam Amadeus, seorang komponis yang iri dan bersaing dengan Mozart, yang juga menjadi peran ikonik dalam kariernya.
- House husband: Istilah yang merujuk pada Abraham ketika memilih fokus mengurus rumah dan keluarga setelah berhenti dari pekerjaan sebagai aktor iklan dan pengisi suara.

