Full Sinopsis & Tema Plot Film Christmas with the Kranks (2004)

Riverside, Illinois, memperlihatkan pasangan Luther (Tim Allen) dan Nora Krank (Jamie Lee Curtis) yang merasa sepi dan kehilangan semangat Natal setelah anak mereka, Blair, berangkat ke Peru untuk bergabung dengan Peace Corps selama setahun dan berjanji akan kembali untuk Natal berikutnya. Nora sangat sedih karena merasa Natal tahun ini tidak akan sama tanpa kehadiran Blair.

Pada hari Minggu setelah Thanksgiving, Luther melihat iklan kapal pesiar di Caribbean dan kemudian mengusulkan agar mereka menghindari tradisi Natal yang mahal dan melelahkan dengan membelanjakan uang yang biasanya dipakai untuk hadiah dan dekorasi, dan berangkat berlibur untuk sepuluh hari ke Caribbean. Nora awalnya keberatan, tetapi akhirnya setuju ketika tahu biaya liburan itu jauh lebih murah dan mereka tetap akan menyumbang sejumlah uang ke gereja dan Rumah Sakit Anak.

Mulai hari Natal, pasangan ini mulai melaksanakan rencana mereka untuk menolak semua tradisi Natal, termasuk tidak memasang dekorasi, tidak membeli hadiah, dan membatalkan pesta Natal. Mereka bahkan dianggap sebagai pelaku alien di lingkungan mereka; tetangga dan rekan kerja mereka menganggap mereka telah berubah menjadi Ebenezer Scrooge karena sikap acuh tak acuh terhadap semangat Natal. Vic Frohmeyer dan warga lainnya pun melakukan berbagai upaya agar mereka kembali merayakan Natal, bahkan itu termasuk memaksa mereka memasang dekorasi.

Selama masa ini, Nora membatalkan pesta Natal dan mereka menghadapi berbagai tekanan dari lingkungan. Di saat yang sama, ada isu emosional tentang karakter Walt Scheel, yang sedang berjuang melawan kankernya dan khawatir bahwa Natal ini mungkin menjadi terakhir bagi istrinya, Bev.

Pada malam Natal, Blair mengabarkan bahwa dia akan kembali ke rumah dengan tunangannya, Enrique, dan mereka ingin menyambut kedatangan mereka dengan tradisi Natal. Kehebohan pun terjadi karena waktu yang sangat mepet; mereka harus menyiapkan dekorasi, membeli pohon Natal, dan mengatur acara, meskipun mereka mendapatkan pohon yang jelek dan harus meminjam dari tetangga. Di tengah kekacauan ini, keributan dan kesalahpahaman muncul, termasuk salah paham saat Luther dan Spike mencoba mengangkut pohon ke rumah mereka dan dituduh mencuri oleh tetangga.

Akhirnya, Blair tiba dan mereka mengadakan pesta Natal yang hangat dan penuh kehangatan. Luther menyadari bahwa semangat Natal dan kebersamaan keluarga jauh lebih penting daripada tradisi dan kegiatan yang menuntut biaya besar. Ia bahkan memutuskan untuk mengganti liburannya dan bergabung dengan keluarga dan tetangga mereka yang sedang berjuang, termasuk menawarkan diri untuk ikut serta dalam perjalanan ke Karibia sebagai bentuk memberi penghiburan kepada keluarga yang sedang sakit.

Film ini menyampaikan pesan bahwa semangat Natal sejati tidak terletak pada dekorasi atau hadiah, melainkan pada kebersamaan dan kasih sayang yang kita bagikan kepada orang-orang tercinta dan komunitas sekitar kita.