Full Sinopsis & Tema Plot Film Charlie Wilson's War (2008)

Pada tahun 1980, Congressman Charlie Wilson (Tom Hanks) dikenal lebih suka bersenang-senang dan menghabiskan waktu di pesta daripada menjalankan tugas legislasinya. Kehidupannya yang glamor menarik perhatian, bahkan menyebabkan penyelidikan federal terkait dugaan penggunaan kokain, yang akhirnya tidak membawa hukuman apapun terhadapnya. Saat itu, Charlie menonton sebuah laporan TV yang menggambarkan perang Soviet di Afghanistan sebagai langkah strategis mereka untuk menyerang negara-negara Arab yang mengendalikan pasokan minyak dunia. Ia pun terinspirasi oleh gagasan bahwa jika Mujahidin diberikan dukungan senjata, mereka mampu mengalahkan Soviet.

Sementara itu, Charlie terlibat dalam legislasi tidak penting seperti dukungan Departemen Pertahanan kepada Boy Scouts of America. Di kantor, ia dikelilingi wanita-wanita cantik seperti sekretarisnya Bonnie Bach (Amy Adams). Suatu hari, Charlie mengetahui bahwa anggaran CIA untuk operasi rahasia melawan Soviet di Afghanistan hanya sebesar 5 juta dolar. Ia pun meminta stafnya untuk menggandakan dana tersebut.

Seorang teman dan kekasih, Joanne Herring (Julia Roberts), mendorong Charlie untuk melakukan lebih banyak dan mengunjungi Presiden Pakistan Zia-Ul-Haq (Om Puri). Charlie yang duduk di komite Kongres terkait pertahanan dan CIA, diberi kewenangan penuh untuk mengelola dana rahasia tersebut. Joanne menekankan pentingnya menyebut perang ini sebagai perang nyata dan memberikan kekalahan mematikan kepada Soviet agar mengakhiri komunisme dan Perang Dingin. Ia mengatur Charlie untuk mengunjungi kamp pengungsi Afghanistan di Pakistan, yang menyentuh hati Charlie dan memunculkan keinginannya untuk meningkatkan dukungan kepada Mujahidin.

Dalam proses ini, Charlie bekerjasama dengan operatif CIA yang berontak, Gust Avrakotos (Philip Seymour Hoffman), yang ahli dalam bidang Eropa namun ditempatkan di Afghanistan. Gust menegaskan bahwa AS saat itu hanya ingin melemahkan Soviet dengan membiarkan mereka kehilangan kepercayaan diri, bukan benar-benar mengalahkan mereka. Bersama anggota elit Divisi Kegiatan Khusus CIA, mereka merancang strategi dan menyuplai senjata seperti peluncur roket Stinger, yang memperburuk posisi Soviet di Afghanistan.

Charlie berhasil menggalang dukungan dari berbagai negara, termasuk Israel, Mesir, Pakistan, dan Arab Saudi, serta memanfaatkan senjata Soviet yang disembunyikan di Mesir. Ia juga memanfaatkan pengaruh Joanne yang mengaitkan bantuan ini dengan moral Kristen. Melalui negoisasi politik yang cerdik, anggaran untuk Mujahidin meningkat drastis dari 5 juta menjadi lebih dari 500 juta dolar, dengan dukungan dari Saudi Arabia. Dengan bantuan ini, Mujahidin mampu menghancurkan kendaraan tempur Soviet dan memperpanjang perang yang akhirnya memaksa Soviet hengkang dari Afghanistan.

Namun, meskipun keberhasilan tersebut, Charlie merasa was-was dengan konsekuensi jangka panjang dari aksi rahasia ini. Ia berusaha mendapatkan dukungan untuk masa pasca-penarikan Soviet, tetapi mendapatkan sedikit perhatian dari pemerintah AS. Film berakhir dengan Charlie menerima pengakuan terhadap peran pentingnya dalam memenangkan Perang Dingin dan membantu menghancurkan kekuatan Soviet di Afghanistan. Ia menyadari bahwa keberhasilannya membawa perubahan besar, tetapi juga penuh kekhawatiran akan dampak yang tidak terduga di masa depan.