v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 26 - Surat At-Takwīr (Penggulungan)
التّكوير
Ayat 26 / 29 •  Surat 81 / 114 •  Halaman 586 •  Quarter Hizb 59.25 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

فَاَيْنَ تَذْهَبُوْنَۗ

Fa aina tażhabūn(a).

Maka, ke manakah kamu akan pergi?747)

Makna Surat At-Takwir Ayat 26
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Maka, ke manakah kamu akan pergi? Jalan mana yang akan kamu pilih untuk menemukan kebenaran? Tidak ada yang lebih terang daripada jalan yang dijelaskan oleh Al-Qur’an.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang Quraisy itu telah sesat, jauh dari jalan kebenaran, dan tidak mengetahui jalan kebijaksanaan, sehingga Allah bertanya kepada mereka, “Maka ke manakah kamu akan pergi?” Maksudnya ialah sesudah diterangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah dan di dalamnya terdapat pelajaran dan petunjuk yang membimbing manusia ke jalan yang lurus, ditanyakan kepada orang-orang kafir itu, “Jalan manakah yang akan kamu tempuh lagi?”

Isi Kandungan Kosakata

1. Al-Khunnas الْخُنَّسِ (at-Takwīr/81: 15)

Al-Khunnas artinya bintang-bintang yang bercahaya. Pada siang hari, bintang-bintang itu memang tidak kelihatan, tetapi pada malam hari tampak jelas menerangi dan menghiasi langit yang luas. Pada ayat 15, Allah bersumpah dengan bintang-bintang di langit yang bersinar terang. Dalam ‘ilmu ma‘āni sebagai bagian dari ‘ilmu balāgah untuk menghadapi orang-orang atau mukhāṭab yang tidak percaya, perlu menggunakan kalimat yang mengandung taukid lebih dari satu, dan kalimat sumpah adalah taukid yang kuat. Jadi, karena orang-orang kafir Mekah tidak percaya pada adanya hari kebangkitan, Allah sering menggunakan bentuk qasam atau sumpah untuk meyakinkan mereka. Pada ayat 15 ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah dengan bintang-bintang, karena bintang-bintang sangat dikagumi oleh manusia terutama para kafilah di padang pasir. Di samping memberi penerangan perjalanan di padang pasir maupun di tengah lautan, bintang-bintang juga memberi petunjuk tentang waktu, arah yang harus dituju, maupun peredaran musim dan sebagainya.

2. Al-Kunnas اَلْكُنَّسِ (at-Takwīr/81: 16)

Secara kebahasaan kata al-kunnas adalah bentuk jamak dari al-kānisah yang berarti bintang atau bintang yang berjalan. Dalam konteks ayat ini, al-kunnas menjadi sifat bagi bintang. Di sini Allah bersumpah demi bintang-bintang yang beredar atau berjalan.

3. ‘As‘asa عَسْعَسَ (at-Takwīr/81: 17)

Secara kebahasaan kata ‘as‘asa merupakan bentuk kata kerja (fi‘il māḍī) yang berarti malam yang mulai gelap. Dalam konteks ayat ini, Allah bersumpah demi malam yang mulai gelap.

4. Bi Ḍanīn بِضَنِيْنٍ (at-Takwīr/81: 24)

Secara kebahasaan kata bi ḍanīn terdiri dari dua suku kata, yaitu kata bi merupakan zā’idah (tambahan) yang, menurut sebagian mufasir, berfungsi sebagai penegasan, dan kata ḍanīn yang berarti orang yang kikir atau bakhil. Dengan demikian, kata bi ḍanīn di sini bermakna Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad bukanlah seorang yang enggan (bakhil) untuk menerangkan yang gaib, yaitu bertemu Malaikat Jibril dan menerima wahyu darinya.