v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 98 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 98 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 348 •  Quarter Hizb 35.5 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ

Wa a‘ūżu bika rabbi ay yaḥḍurūn(i).

dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 98
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung pula kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku dalam segala aktivitasku.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya dia selalu berlindung kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan dari godaan-godaannya, dan supaya setan itu selalu jauh daripadanya dan tidak dapat masuk ke dalam hatinya untuk memperdayakannya.

Demikianl ah seharusnya sikap setiap pejuang untuk menegakkan kebenaran. Mereka harus benar-benar menjaga supaya tidak sekalipun dipengaruhi hawa nafsunya dan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar dan tidak jujur. Setan amat mudah sekali menjerumuskan manusia ke jurang kesalahan, penghinaan dan kejahatan apabila ia dapat memasuki hawa nafsu manusia. Karena itu hendaklah kita selalu berlindung kepada Allah dari tipu daya setan. Memang apabila seseorang benar-benar telah berserah diri kepada Tuhannya dalam segala tindakannya dan selalu memohon perlindungan-Nya dari tipu daya dan godaan setan, dirinya menjadi bersih dan hati nuraninya akan terketuk untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan. Rasulullah selalu berlindung kepada Tuhannya supaya dijauhkan daripadanya campur tangan setan dalam segala perbuatannya terutama dalam salat ketika membaca Al-Qur’an dan pada saat ajalnya akan tiba.

Diriwayatkan oleh Aḥmad, Abu Dāud dan at-Tirmìżi dan dinilai sahih oleh al-Baihaqi dari ‘Amr bin Syu’aib dan ayahnya dari kakeknya ia berkata, “Rasulullah saw mengajarkan kepada kami beberapa kata-kata (doa) pada waktu akan tidur.”

بِاسْمِ اللّٰهِ اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللّٰهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَاَنْ يَحْضُرُوْنِ (رواه احمد وابو داود والترمذي)

Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, dari siksa-Nya. Dari kejahatan hamba-Nya, dari bisikan-bisikan setan dan dari kahadiran setan kepadaku. (Riwayat Aḥmad, Abu Dāud dan at-Tirmiżi)

Isi Kandungan Kosakata

1. Hamazātisy-Syayāṭīn هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ (al-Mu’minūn/23: 97)

Hamazāt berasal dari akar kata hamaza yang berarti "menekan", "meremas", atau "mencekik". Dalam al-Mu’minūn/23:97 Allah meminta Nabi Muhamad, berarti juga semua kaum Muslimin, agar memohon perlindungan kepada-Nya dari tekanan, remasan atau cekikan setan, yaitu dari penguasaan setan pada dirinya. Juga supaya setan itu tidak ikut serta dalam setiap pekerjaannya. Satu bentuk lain penguasaan itu adalah "menjatuhkan nama baik" seseorang, sehinga seseorang itu seakan-akan tertekan, teremas, dan tercekik, tidak dapat membela diri. Itulah pengertian hammaz dalam al-Qalam/68:11, pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman. Di samping itu orang-orang kafir itu, dalam ayat itu, berkeliling-keliling (menguasai informasi) menyebar fitnah (masysya’), dan mengadu domba (namim).

2. Barzakh بَرْزَخٌ (al-Mu’minūn/23: 100)

Barzakh secara harfiyah berarti "pembatas". Di dalam al-Mukminun/23:100 dinyatakan bahwa orang kafir menghadapi "tembok" pembatas antara dia dengan kehidupan yang baik di akhirat. Dalam ayat-ayat sebelumnya diterangkan bagaimana mereka ingin kembali ke dunia, dan kalau kembali ke dunia, mereka akan berbuat baik. Allah membantah, karena itu hanyalah omongan di mulut mereka, dan kalau mereka dikembalikan ke dunia, mereka tetap akan ingkar. Karena itulah keinginan mereka untuk memperoleh surga di akhirat akan menghadapi tembok tebal.