v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 37 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 37 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 344 •  Quarter Hizb 35.25 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ ۖ

In hiya illā ḥayātunad-dun-yā namūtu wa naḥyā wa mā naḥnu bimab‘ūṡīn(a).

Ia (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini. (Di sanalah) kita mati, hidup,507) dan tidak akan dibangkitkan (lagi).

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 37
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Para pemuka yang kafir itu berkata dengan sinis sambil menggelengkan kepala, “Jauh! Jauh sekali apa yang diancamkan kepada kamu. Hal itu hanya omong kosong belaka. Ancaman itu tidak akan pernah terlaksanan. Kehidupan yang ada tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini. Di sinilah kita menyaksikan sebagian dari kita mati dan sebagiannya lagi dilahirkan untuk hidup, dan sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan lagi setelah mati.” Tidak cukup dengan mendurhakai dan menolak dakwah Nabi Hud, para pemuka kafir itu bahkan berbuat lebih jahat lagi dengan berkata, “Dia, Hud, tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan sudah semestinya kita tidak akan pernah memercayainya atas segala yang dikatakannya.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Kemudian mereka mempertegas keingkaran mereka dengan ucapan, “Kehidupan yang sebenarnya hanya kehidupan dunia ini saja. Sebagian kita ada yang hidup kemudian mati, disusul pula oleh yang lain secara silih berganti, generasi demi generasi, tak beda seperti tanaman, di sana ada yang bercocok tanam dan di situ ada yang panen. Kita sekalian tidak akan dibangkitkan lagi setelah mati.”

Orang-orang kafir hanya memandang kehidupan manusia seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang yang dari waktu ke waktu hanya mengalami pergantian generasi, dan tidak ada perkembangan pikiran dan kebudayaan, serta tidak ada tanggung jawab dalam perbuatannya sehari-hari.

Isi Kandungan Kosakata

1. Qarnan قَرْناً (Al-Mu’minūn/23: 31)

Kata qarn dapat diartikan sebagai tali yang terpintal dari bagian tumbuhan, benang dari pintalan wol, abad, umat atau generasi. Dalam ayat ini, yang dimaksud dengan qarn adalah umat atau generasi, yaitu mereka yang hidup semasa. Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan generasi rasul yang diungkap dalam ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah kaum ‘Ad yang rasul-Nya adalah Nabi Hud, dengan alasan bahwa Al-Qur’an menyebut generasi yang sesudah Nabi Nuh adalah Nabi Hud. Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Nabi Ṣalih dan kaumnya, yaitu Ṡamūd. Penganut pendapat ini beralasan bahwa siksaan yang disebut di sini adalah aṣ-ṣaiḥah (teriakan) yang membinasakan. Kaum Tsamud binasa karena teriakan ini, sedang kaum ‘Ad binasa karena topan dahsyat yang melanda selama tujuh hari tujuh malam.

2. Guṡā’a غُثَاءً (al-Mu’minūn/23: 41)

Guṡā’a pada mulanya berarti segala sesuatu yang terpencar atau terbengkalai dari tumbuh-tumbuhan atau sesuatu yang mengapung di laut. Kemudian kata ini juga digunakan untuk menyebut segala sesuatu yang tidak bermanfaat atau yang diremehkan. Dalam ayat ini, guṡā’a digunakan sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang selalu berbuat zalim, yang kemudian dibinasakan Allah, sehingga pada akhirnya mereka bagaikan sampah yang dihempaskan atau dibuang karena tidak ada gunanya lagi.

Munasabah

Pada ayat-ayat yang lalu dikisahkan kebinasaan kaum Nuh akibat mendustakan nabi-Nya, dan seruan untuk mengabdi hanya kepada Allah. Pada ayat-ayat berikut ini Allah menerangkan kebinasaan kaum Ad yang mendustakan Nabi Hud a.s. Kisah ini dimunculkan dalam Al-Qur’an agar menjadi pelajaran bagi umat-umat yang datang sesudahnya kemudian, agar tidak mengingkari kerasulan seorang pesuruh Allah yang membawa mukjizat yang jelas dari Tuhannya. Bila mereka mendustakannya, maka nasib buruk yang menimpa umat-umat dahulu dapat pula menimpa mereka berdasarkan sunnatullah.