v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 39 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 39 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 344 •  Quarter Hizb 35.25 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِيْ بِمَا كَذَّبُوْنِ

Qāla rabbinṣurnī bimā każżabūn(i).

Dia (Hud) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka telah mendustakanku.”

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 39
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Mendengar pendustaan dan pengingkaran kaumnya yang sungguh terlalu, Dia, yaitu Nabi Hud, berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku untuk mengalahkan mereka, karena mereka telah mendustakan aku.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ketika Hud mendengar ucapan kaumnya, bahwa mereka sama sekali tidak akan beriman kepadanya, maka beliau berdoa kepada Allah, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku, walaupun aku telah menjalankan segala daya upaya untuk memberi petunjuk kepada mereka, tetapi mereka telah menutup semua pintu-pintu hidayah, sehingga aku merasa berputus asa dari keimanan mereka itu.”

Isi Kandungan Kosakata

1. Qarnan قَرْناً (Al-Mu’minūn/23: 31)

Kata qarn dapat diartikan sebagai tali yang terpintal dari bagian tumbuhan, benang dari pintalan wol, abad, umat atau generasi. Dalam ayat ini, yang dimaksud dengan qarn adalah umat atau generasi, yaitu mereka yang hidup semasa. Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan generasi rasul yang diungkap dalam ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah kaum ‘Ad yang rasul-Nya adalah Nabi Hud, dengan alasan bahwa Al-Qur’an menyebut generasi yang sesudah Nabi Nuh adalah Nabi Hud. Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Nabi Ṣalih dan kaumnya, yaitu Ṡamūd. Penganut pendapat ini beralasan bahwa siksaan yang disebut di sini adalah aṣ-ṣaiḥah (teriakan) yang membinasakan. Kaum Tsamud binasa karena teriakan ini, sedang kaum ‘Ad binasa karena topan dahsyat yang melanda selama tujuh hari tujuh malam.

2. Guṡā’a غُثَاءً (al-Mu’minūn/23: 41)

Guṡā’a pada mulanya berarti segala sesuatu yang terpencar atau terbengkalai dari tumbuh-tumbuhan atau sesuatu yang mengapung di laut. Kemudian kata ini juga digunakan untuk menyebut segala sesuatu yang tidak bermanfaat atau yang diremehkan. Dalam ayat ini, guṡā’a digunakan sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang selalu berbuat zalim, yang kemudian dibinasakan Allah, sehingga pada akhirnya mereka bagaikan sampah yang dihempaskan atau dibuang karena tidak ada gunanya lagi.

Munasabah

Pada ayat-ayat yang lalu dikisahkan kebinasaan kaum Nuh akibat mendustakan nabi-Nya, dan seruan untuk mengabdi hanya kepada Allah. Pada ayat-ayat berikut ini Allah menerangkan kebinasaan kaum Ad yang mendustakan Nabi Hud a.s. Kisah ini dimunculkan dalam Al-Qur’an agar menjadi pelajaran bagi umat-umat yang datang sesudahnya kemudian, agar tidak mengingkari kerasulan seorang pesuruh Allah yang membawa mukjizat yang jelas dari Tuhannya. Bila mereka mendustakannya, maka nasib buruk yang menimpa umat-umat dahulu dapat pula menimpa mereka berdasarkan sunnatullah.