v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 24 - Surat Al-Muddaṡṡir (Orang Berselimut)
المدّثّر
Ayat 24 / 56 •  Surat 74 / 114 •  Halaman 576 •  Quarter Hizb 58.25 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

فَقَالَ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ يُّؤْثَرُۙ

Faqāla in hāżā illā siḥruy yu'ṡar(u).

Lalu, dia berkata, “(Al-Qur’an) ini tidak lain, kecuali sihir yang dipelajari (dari orang-orang terdahulu).

Makna Surat Al-Muddassir Ayat 24
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

dengan congkaknya lalu dia berkata, “Al-Qur’an ini hanyalah sihir yang dipelajari dari orang-orang dahulu.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menegaskan bahwa al-Walīd lalu mengatakan bahwa Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Menurut dugaannya, Al-Qur’an adalah suatu ucapan yang disalin Muhammad dari orang lain yang lebih dahulu daripadanya, diterima dari orang yang bercerita kepadanya.

Al-Walīd juga mengatakan bahwa Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah perkataan manusia. Maksudnya selain menuduh Al-Qur’an sebagai sihir yang bisa dipelajari, juga perkataan manusia biasa dan Muhammad mencurinya dari ucapan-ucapan orang lain. Secara ringkas, ia mengatakan bahwa Al-Qur’an bukan kalamullah seperti yang didakwahkan oleh Muhammad.

Andaikata tuduhan al-Walīd itu benar, bahwa Al-Qur’an itu perkataan manusia biasa, tentu orang lain selain Muhammad saw sanggup pula menyusun seperti itu atau membuat tantangan yang lebih bagus lagi. Padahal di kalangan bangsa Arab banyak sekali terdapat tokoh-tokoh sastrawan yang lidahnya fasih bersyair dan berpidato. Di antara mereka, juga ada yang mendalam penguasaannya tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. Namun demikian, tidak ada seorang pun yang sanggup menandingi ucapan yang keluar dari mulut Muhammad itu.

Isi Kandungan Kosakata

1. Waḥīdan وَحِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 11)

Kata waḥīd terambil dari kata waḥada-yaḥidu-waḥdan dan waḥdatan yang berarti satu atau awal bilangan. Wāḥid dan waḥīd berarti: esa, tunggal, sendirian, yang tidak ada bandingannya.

Kata waḥīd yang disebutkan dalam ayat 11 Surah al-Muddaṡṡir berarti sendirian, maksudnya bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya hanya sendirian tanpa bantuan siapapun. Kata waḥīd hanya satu kali disebutkan dalam Al-Qur’an.

2. ‘Anīdan عَنِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 16)

Kata ‘anīd terambil dari kata ‘anada-ya‘nudu/ya‘nidu , yang berarti menyimpang, durhaka, menolak, atau menentang kebenaran dengan sadar, yakni mengetahui kebenaran namun menolaknya. Orang yang bersikap demikian disebut ‘ānid atau mu‘ānid. Akan tetapi, jika sikap tersebut telah menjadi sifat seseorang karena sering melakukannya, maka ia disebut ‘anīd.

Dengan demikian, maka kata ‘anīd dalam ayat 16 Surah al-Muddaṡṡir tersebut di atas dapat diartikan dengan “selalu menentang kebenaran padahal ia telah mengetahuinya”. Kata ‘anīd disebutkan hanya satu kali dalam Al-Qur’an.