لِمَنْ شَاۤءَ مِنْكُمْ اَنْ يَّتَقَدَّمَ اَوْ يَتَاَخَّرَۗ
Liman syā'a minkum ay yataqaddama au yata'akhkhar(a).
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang ingin maju (meraih kebajikan) atau mundur (dengan berbuat maksiat).
yaitu bagi siapa di antara kamu yang ingin maju meraih kebajikan atau mundur sehingga enggan untuk meraihnya.
Allah menegaskan bahwa ancaman tersebut ditujukan kepada siapa saja yang mau menerima atau menolaknya. Boleh saja ancaman itu ditolak, namun akan merasakan akibatnya, seperti halnya al-Walīd yang disebut dalam ayat yang lalu. Yang berkehendak maju atau mundur dalam ayat ini berarti “bagi siapa yang ingin mencapai kebaikan dan perbuatan taat sebanyak-banyaknya atau menjauhi kebaikan dan ketaatan itu sehingga terjatuh ke dalam lembah dosa dan maksiat”.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa orang-orang kafir itu telah memahami tentang adanya neraka Saqar, siksaannya, dan para malaikat penjaganya. Terserah kepada mereka apakah akan segera menghindarinya dengan mengejar sebanyak mungkin perbuatan amal saleh dan taat, ataukah tetap menolak dan mengingkarinya, sehingga pada saat yang dijanjikan, mereka akan melihat sendiri buktinya.
Dari ayat ke-37 ini, Ibnu ‘Abbās menyimpulkan bahwa selain kalimat-kalimatnya bersifat ancaman (tahdīd), juga merupakan suatu maklumat bahwa siapa yang beriman dan taat kepada Nabi Muhammad pasti dibalasi dengan pahala yang tiada putusnya, sebaliknya yang menolak kebenaran Muhammad saw serta mendustainya akan disiksa dengan azab yang tiada henti-hentinya.
1. Junūda Rabbika جُنُوْدَ رَبِّكَ (al-Muddaṡṡir/74: 31).
Kata junūd adalah bentuk jamak dari jund, terambil dari kata janad yang berarti himpunan sesuatu yang kasar dan padat. Tanah yang padat dinamai janad, karena kepadatannya akibat perpaduan bagian-bagian kecil dari tanah tersebut menjadikannya kokoh. Dari pengertian tersebut berkembang arti jundiyy menjadi pengikut yang membantu mengokohkan yang diikutinya, atau yang kemudian populer dalam arti tentara.
Dari pengertian di atas maka junūda rabbika dalam ayat 31 Surah al-Muddaṡṡir ini berarti tentara-tentara Tuhanmu, yakni makhluk-makhluk yang dijadikan Allah sebagai alat-alat yang kokoh dan terpadu guna menghadapi musuh-musuhnya serta melaksanakan kehendak-kehendaknya.
Kata junūd dalam berbagai bentuknya disebutkan 30 kali dalam Al-Qur’an dan semuanya berarti tentara.
2. Al-Qamar الْقَمَر (al-Muddaṡṡir/74: 32)
Kata al-qamar yang berarti bulan terambil dari akar kata qamira- yaqmaru-qamaran yang berarti sangat putih. Bulan dinamai qamar karena cahayanya tampak keputih-putihan dan mengalahkan cahaya bintang-bintang. Kata al-qamar oleh orang Arab digunakan untuk salah satu satelit alami yang mengitari bumi serta memantulkan cahaya matahari sehingga terlihat di waktu malam. Dinamai demikian setelah berlalu tiga malam pertama pada awal setiap bulan karena malam pertama sampai dengan malam ketiga, mereka namakan dengan hilāl.
Kata al-qamar disebutkan 26 kali dalam Al-Qur’an dalam bentuk ma‘rifah, dan 1 kali dalam bentuk nakirah. Dari 27 kali disebutkan dalam Al-Qur’an itu, semuanya berarti bulan.

