v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 52 - Surat Al-Muddaṡṡir (Orang Berselimut)
المدّثّر
Ayat 52 / 56 •  Surat 74 / 114 •  Halaman 577 •  Quarter Hizb 58.25 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

بَلْ يُرِيْدُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ اَنْ يُّؤْتٰى صُحُفًا مُّنَشَّرَةًۙ

Bal yurīdu kullumri'im minhum ay yu'tā ṣuḥufam munasysyarah(tan).

Bahkan, setiap orang dari mereka ingin diberi lembaran-lembaran (kitab) yang terbuka.

Makna Surat Al-Muddassir Ayat 52
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah digambarkan sikap lahiriah para pendurhaka yang lari kebingungan bagaikan keledai, kini dilukiskan tentang keadaan batin mereka. Bahkan yang lebih aneh lagi setiap orang dari mereka ingin agar diberikan kepadanya lembaran-lembaran kitab yang terbuka dari Tuhan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan contoh sikap mereka yang keras kepala yang tidak dapat diterima akal sehat atau oleh hati yang berperasaan. Masing-masing mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran catatan yang terbuka (kitab). Setiap mereka menginginkan pula diturunkan wahyu seperti yang telah diterima Nabi Muhammad. Ditambah lagi kitab itu agak istimewa buat mereka, yakni dengan lembaran-lembaran terbuka yang turun dari langit.

Diriwayatkan oleh ahli-ahli tafsir bahwa serombongan kaum Quraisy datang kepada Rasulullah dan mengatakan, “Alangkah baiknya kalau setiap pemimpin kami mempunyai kitab dalam lembaran terbuka yang turun dari Allah. Dalam kitab itu dapat kami baca keterangan yang menyebutkan engkau, hai Muhammad, adalah rasul-Nya. Lembaran itu pula yang menyuruh kami mengimani engkau dan mengikuti agama engkau.”

Dari Qatādah diterima keterangan bahwa maksud ayat di atas ialah mereka menghendaki bebas dari segala dosa-dosa tanpa bekerja dan berbuat kebaikan sedikit pun.

Diriwayatkan pula bahwa Abū Jahal bersama rombongannya yang terdiri dari pemuka-pemuka Quraisy mengatakan kepada Nabi, “Hai Muhammad, kami tidak akan beriman kepada engkau melainkan bila engkau beri masing-masing kami kitab itu alamatnya masing-masing yang berasal dari Tuhan dan terdapat pula di sana suruhan yang memerintahkan kami mengikuti agama engkau.” Ungkapan demikian juga terdapat dalam salah satu ayat Al-Qur’an:

وَلَنْ نُّؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتّٰى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتٰبًا نَّقْرَؤُهٗۗ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّيْ هَلْ كُنْتُ اِلَّا بَشَرًا رَّسُوْلًا ࣖ

Dan kami tidak akan mempercayai kenaikanmu itu sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab untuk kami baca.” Katakanlah (Muhammad), “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (al-Isrā’/17: 93)

Isi Kandungan Kosakata

Qaswarah قَسْوَرَة (al-Muddaṡṡir/74: 51)

Kata qaswarah terambil dari kata qasara-yaqsiru-qasran yang berarti memaksa, menaklukkan, berani, kuat perkasa. Kata qaswarah mempunyai banyak arti, antara lain berarti singa, pemburu, penembak jitu, dan awal kegelapan. Keempat arti tersebut semuanya dapat menjadi penakluk sesuatu. Oleh sebab itu, kata asal qasara maknanya antara lain adalah menaklukkan. Kata qaswarah dalam ayat 51 Surah al-Muddaṡṡir berarti singa. Kata qaswarah hanya satu kali disebutkan dalam Al-Qur’an.