عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَۗ
‘Alaihā tis‘ata ‘asyar(a).
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
Di atas neraka Saqar ada sembilan belas malaikat penjaga, yang siap siaga mengawasi penghuninya.
Ayat ini menegaskan bahwa Saqar itu dijaga oleh 19 malaikat yang dikepalai oleh Malik. Diriwayatkan oleh al-Baihaqī dan Ibnu Mardawaih dari al-Barā' bahwa serombongan orang Yahudi pernah bertanya kepada sebagian sahabat Nabi tentang penjaga-penjaga neraka Jahanam. Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Kemudian turunlah Jibril kepada Rasulullah menerangkan tentang apa yang mereka tanyakan itu, seperti dalam ayat ke-30 ini.
1. Waḥīdan وَحِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 11)
Kata waḥīd terambil dari kata waḥada-yaḥidu-waḥdan dan waḥdatan yang berarti satu atau awal bilangan. Wāḥid dan waḥīd berarti: esa, tunggal, sendirian, yang tidak ada bandingannya.
Kata waḥīd yang disebutkan dalam ayat 11 Surah al-Muddaṡṡir berarti sendirian, maksudnya bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya hanya sendirian tanpa bantuan siapapun. Kata waḥīd hanya satu kali disebutkan dalam Al-Qur’an.
2. ‘Anīdan عَنِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 16)
Kata ‘anīd terambil dari kata ‘anada-ya‘nudu/ya‘nidu , yang berarti menyimpang, durhaka, menolak, atau menentang kebenaran dengan sadar, yakni mengetahui kebenaran namun menolaknya. Orang yang bersikap demikian disebut ‘ānid atau mu‘ānid. Akan tetapi, jika sikap tersebut telah menjadi sifat seseorang karena sering melakukannya, maka ia disebut ‘anīd.
Dengan demikian, maka kata ‘anīd dalam ayat 16 Surah al-Muddaṡṡir tersebut di atas dapat diartikan dengan “selalu menentang kebenaran padahal ia telah mengetahuinya”. Kata ‘anīd disebutkan hanya satu kali dalam Al-Qur’an.

