v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 17 - Surat Al-Muddaṡṡir (Orang Berselimut)
المدّثّر
Ayat 17 / 56 •  Surat 74 / 114 •  Halaman 575 •  Quarter Hizb 58.25 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

سَاُرْهِقُهٗ صَعُوْدًاۗ

Sa'urhiquhū ṣa‘ūdā(n).

Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan.

Makna Surat Al-Muddassir Ayat 17
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah melanjutkan ancamannya terhadap yang menolak kebenaran Al-Qur’an. Karena ia berkeras menolak ayat-ayat-Ku, maka Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia akan memikulkan kepada al-Walīd pendakian yang memayahkan. Maksudnya adalah Tuhan melemparkannya ke dalam neraka yang sangat dahsyat yang tidak ada sanggup ditahan sakitnya. Diibaratkan Allah bahwa kesukaran yang kelak dirasakan pada hari Kiamat diibaratkan seperti pendaki gunung yang disuruh memikul beban yang berat.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa arti ṣa‘ūd (pendakian) dalam ayat ini adalah sebagai berikut:

الصَّعُوْ دُ جَبَلٌ مِنْ نَارٍ يَتَصَعَّدُ فِيْهِ الْكَافِرُ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا ثُمَّ يَهْوِىْ بِهِ كَذٰلِكَ فِيْهِ أَبَدًا. (رواه أحمد والترمذي عن أبي سعيد)

Sa‘ūd adalah gunung api (di neraka) yang akan didaki oleh orang-orang kafir selama 70 tahun dan kemudian mereka (yang mendakinya) jatuh lagi ke bawah. Begitulah berulang-ulang untuk selama-lamanya. (Riwayat Aḥmad dan at-Tirmiżī dari Abū Sa‘īd)

Ada yang mengartikan ṣa‘ūd itu dengan suatu azab yang kalau sudah menimpa seseorang, tidak akan pernah berhenti.

Isi Kandungan Kosakata

1. Waḥīdan وَحِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 11)

Kata waḥīd terambil dari kata waḥada-yaḥidu-waḥdan dan waḥdatan yang berarti satu atau awal bilangan. Wāḥid dan waḥīd berarti: esa, tunggal, sendirian, yang tidak ada bandingannya.

Kata waḥīd yang disebutkan dalam ayat 11 Surah al-Muddaṡṡir berarti sendirian, maksudnya bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya hanya sendirian tanpa bantuan siapapun. Kata waḥīd hanya satu kali disebutkan dalam Al-Qur’an.

2. ‘Anīdan عَنِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 16)

Kata ‘anīd terambil dari kata ‘anada-ya‘nudu/ya‘nidu , yang berarti menyimpang, durhaka, menolak, atau menentang kebenaran dengan sadar, yakni mengetahui kebenaran namun menolaknya. Orang yang bersikap demikian disebut ‘ānid atau mu‘ānid. Akan tetapi, jika sikap tersebut telah menjadi sifat seseorang karena sering melakukannya, maka ia disebut ‘anīd.

Dengan demikian, maka kata ‘anīd dalam ayat 16 Surah al-Muddaṡṡir tersebut di atas dapat diartikan dengan “selalu menentang kebenaran padahal ia telah mengetahuinya”. Kata ‘anīd disebutkan hanya satu kali dalam Al-Qur’an.