فَمَا لَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَۙ
Famā lahum lā yu'minūn(a).
Maka, mengapa mereka tidak mau beriman?
Setelah melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang begitu nyata, maka mengapa mereka yang kafir itu bersikeras tidak mau beriman kepada Allah, hari kebangkitan, Nabi Muhammad, dan Al-Qur’an?
Dalam ayat ini, Allah mencela sikap dan perbuatan mereka, “Mengapa mereka masih tidak mau beriman, sedangkan bukti telah nyata menunjukkan adanya hari kebangkitan itu?” Firman Allah:
زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنْ لَّنْ يُّبْعَثُوْاۗ قُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْۗ وَذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ٧
Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.” Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. (at-Tagābun/64: 7)
Ṭabaq طَبَق (al-Insyiqāq/84: 19)
Ṭabaq artinya tingkatan atau lapisan. Jika disebut ṭabaqātus-samāwāt artinya tingkatan benda-benda alam yang terdapat dalam ruang alam yang luas. Jika disebut ṭabaqātul-arḍ artinya lapisan bumi. Ṭabaqāt diartikan tingkatan jika berkenaan dengan benda-benda alam yang satu berada di atas yang lain (ba‘ḍuhā fauqa ba‘ḍ), dan diartikan lapisan jika berkaitan dengan sesuatu yang keberadaannya berdempet atau melekat tanpa jarak, seperti keadaan struktur bumi/tanah, sehingga kata ṭabaqātul-arḍ artinya “lapisan bumi.” Firman Allah dalam Surah al-Insyiqāq/84:19: latarkabunna ṭabaqan ‘an ṭabaq (sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).

