v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 50 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 50 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 56 •  Quarter Hizb 6.25 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَلِاُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِيْ حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْۗ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ

Wa muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li'uḥilla lakum ba‘ḍal-lażī ḥurrima ‘alaikum wa ji'tukum bi'āyatim mir rabbikum, fattaqullāha wa aṭī‘ūn(i).

(Aku diutus untuk) membenarkan Taurat yang (diturunkan) sebelumku dan untuk menghalalkan bagi kamu sebagian perkara yang telah diharamkan untukmu. Aku datang kepadamu dengan membawa tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 50
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Bukan saja sebagai rasul, aku juga sebagai seorang yang membenarkan inti ajaran kitab Taurat yang datang sebelumku, yaitu ajaran tauhid, dan karenanya kitab Injil tidaklah bertentangan dengan Taurat dan juga tidak dimaksudkan untuk menghapus seluruh ajarannya. Dan jika ada hukum yang dihapus, maka hal itu agar aku bisa meringankan beberapa hukum yang dianggap berat, antara lain, dengan menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan hukumnya untukmu. (Lihat juga Surah al-Anam/6: 146, al-Araf/7: 163). Dan aku benar-benar datang kepadamu dengan membawa suatu tanda, mukjizat, dari Tuhanmu. Karena itu, hai Bani Israil, bertakwalah kepada Allah yakni peliharalah diri kalian dari hal-hal yang bisa melahirkan murka Allah, dan taatlah kepadaku dengan mengikuti ajaranku.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Nabi Isa datang kepada Bani Israil untuk membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka, mengakui dan menguatkannya. Bukan mengganti atau menyalahkan hukum-hukumnya, kecuali meringankan beberapa hukum untuk penganutnya, yang sebelumnya dirasakan sebagai suatu beban yang amat berat bagi mereka. Karena itu Isa a.s. berkata, “Aku menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan atasmu”, yakni sebagian makanan yang pernah diharamkan atas mereka yang disebabkan oleh kezaliman dan banyaknya permintaan mereka. Lalu oleh Isa, dihalalkan kembali sebagaimana diterangkan Allah dalam Al-Qur′an.

فَبِظُل ْمٍ مِّنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبٰتٍ اُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَثِيْرًاۙ ١٦٠

Karena kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang baik-baik yang (dahulu) pernah dihalalkan; dan karena mereka sering menghalangi (orang lain) dari jalan Allah. (an-Nisā′/4:160).

Di antara makanan yang dihalalkan kembali itu ialah: ikan, daging unta, lemak, juga dihalalkan kembali bekerja pada hari Sabat. Nabi Isa juga menjelaskan persoalan-persoalan yang menjadi perselisihan mereka, seperti diterangkan dalam Al-Qur′an.

وَلَمَّ ا جَاۤءَ عِيْسٰى بِالْبَيِّنٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِاُبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِيْ تَخْتَلِفُوْنَ فِيْهِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ٦٣

… Dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (az-Zukhruf/43: 63).

Kemudian Nabi Isa mengulangi keterangan ayat lalu, katanya, “Aku datang kepadamu dengan membawa mukjizat-mukjizat dari Tuhan kamu”. Mukjizat itu menjadi saksi atas kebenaran risalah yang dibawanya seperti yang telah disebutkan, yaitu menciptakan burung, menyembuhkan penyakit buta sejak kecil dan penyakit kusta, menghidupkan orang mati, serta memberitahukan hal-hal yang tersembunyi dan lain-lain sebagainya. Karena dia datang membawa mukjizat yang jelas, ayat-ayat yang terang, maka dia pun berseru kepada kaumnya agar takut kepada Allah tidak menentang-Nya, serta menaati segala apa yang diajarkan kepada mereka.

Isi Kandungan Kosakata

Almasīḥ اَلْمَسِيْح (Āli ‘Imrān/3: 45)

Kisah Nabi Isa dimulai dari saat Maryam mendapat berita gembira melalui firman Allah, bahwa akan lahir seorang anak darinya tanpa perantara seorang bapa, bernama Almasih (Isa). Almasīḥ, bahasa Yunani christos, berarti yang diminyaki; raja-raja dan pendeta-pendeta diberi perminyakan suci untuk melambangkan penahbisan dalam jabatan mereka. Dalam bahasa Yahudi dan Arab ialah Almasīḥ. Kalau Muhammad adalah Nabi terakhir bagi umat manusia, maka Isa adalah Nabi terakhir Bani Israil. Di dalam Qur′an kadang disebut nama gelarnya, Almasīh (an-Nisā′/4: 157; al-Mā′idah/5: 72), adakalanya disebut anak Maryam (al-Mā′idah/5: 110, 114 dan 116) atau dengan nama dirinya, Isa (al-Baqarah/2: 136; Āli ‘Imrān/3: 59); atau Jesus dari bahasa Latin Iesus dan bahasa Yunani Iesous, yang berasal dari bahasa Ibrani Yeshua, pembela Jehovah. Disebut juga Yesus Kristus atau Yesus dari Nazaret.

Tentang nasabnya, di dalam Perjanjian Baru dihubungkan kepada Yusuf anak Eli, disebut bahwa Yusuf dari keturunan Nabi Daud dan tinggal di Nazaret. Untuk memastikan keturunan demikian tidak mudah, karena dalam silsilah Yesus dalam Injil Matius (1. 1-17) tidak sama dengan yang terdapat dalam Injil Lukas (3. 23-38), kendati dari keduanya sama-sama bermuara pada Ibrahim a.s. melalui Yakub dan Ishak. Lukas menyebutkan bahwa antara Daud sampai kepada Almasih ada 16 generasi, sementara Matius mengatakan 41 generasi, di samping perbedaan nama-nama.

Keterangan di dalam kedua Injil itu bahwa Yesus anak Yusuf tidak berarti bahwa ketika Maria mengandung, Yusuf sudah menikah dengan Maria. Ketika itu datang malaikat Gabriel kepada Maria dan terjadi dialog panjang bahwa Maria “… akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” Maria berkata: “… Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami…” (Lukas 1.28-35). Dalam ayat ini tidak disebutkan ayah Nabi Isa. Al-Qur′an hanya menyebutkan Nabi Isa lahir tanpa ayah sebagai bukti kekuasaan Allah dalam penciptaan, meskipun Al-Qur′an mengatakan penciptaan Isa sama dengan penciptaan Adam (Āli ‘Imrān/3: 59). Ia mengakhiri tugasnya dalam waktu sekitar tiga tahun, dari 30 sampai 33 tahun usianya, ketika dalam penglihatan musuh-musuhnya ia disalib. Menurut Al-Qur′an, Isa tidak dibunuh tetapi diwafatkan dan diangkat ke sisi Allah serta disucikan dari tangan kotor manusia (Āli ‘Imrān/3: 55).