v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 68 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 68 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 58 •  Quarter Hizb 6.5 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

اِنَّ اَوْلَى النَّاسِ بِاِبْرٰهِيْمَ لَلَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ وَهٰذَا النَّبِيُّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۗ وَاللّٰهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِيْنَ

Inna aulan-nāsi bi'ibrāhīma lal-lażīnattaba‘ūhu wa hāżan-nabiyyu wal-lażīna āmanū, wallāhu waliyyul-mu'minīn(a).

Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya, Nabi ini (Nabi Muhammad), dan orang-orang yang beriman. Allah adalah pelindung orang-orang mukmin.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 68
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Jika demikian, orang yang paling dekat atau yang paling berhak dinisbatkan kepada Ibrahim dan ajaran yang dianutnya ialah orang yang mengikutinya, yaitu yang menjawab ajakan Nabi Ibrahim kepada tauhid, begitu juga Nabi ini, Muhammad, dan orang-orang yang beriman yakni para pengikut agama tauhid secara konsisten dan sunggung-sungguh. Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dengan senantiasa memberi pertolongan di dunia dan memberi balasan surga di akhirat kelak.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Orang yang paling berhak menjadi pendukung Nabi Ibrahim dan yang paling setia agamanya, bukanlah orang yang hanya mengaku bahwa Nabi Ibrahim memeluk agamanya, tetapi orang yang mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan meneruskan dakwahnya. Tentu saja orang itu adalah orang yang beragama tauhid dan dengan ikhlas melaksanakan agamanya. Mereka haruslah orang orang yang berserah diri kepada Allah semata, jauh dari sifat-sifat syirik. Sifat-sifat serupa ini terdapat pada Nabi Muhammad saw, dan pengikut-pengikutnya. Mereka memeluk agama tauhid, sedikit pun tidak terdapat dalam agamanya ajaran-ajaran pemujaan terhadap pemimpin dan tidak membenarkan adanya perantara dalam hubungan rnanusia dengan Tuhan. Mereka itu ikhlas dan beramal semata-mata karena Allah tidak karena syirik dan ria.

Kesemuanya itu adalah inti ajaran Islam. Oleh sebab itu apabila ada agama yang tidak memiliki prinsip-prinsip tersebut maka agama itu jauh menyeleweng dan hanya tinggal bekas-bekasnya saja.

Kemudian Allah menjanjikan bahwa Dia akan memberikan bantuan, kekuatan dan taufik kepada orang-orang mukmin karena Allah yang menguasai dan mengendalikan urusan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka serta memberikan pahala sesuai dengan banyak sedikitnya mereka mengamalkan ajaran Islam.

Isi Kandungan Kosakata

Ahl al-Kitāb اَهْلُ الْكِتَابْ (Āli ‘Imrān/3: 64)

Dalam berbagai kitab tafsir berbahasa Arab kata ahl al-kitāb tidak banyak diuraikan. Pada umumnya diartikan sebagai para pengikut kitab-kitab Taurat dan Injil, (tentunya termasuk juga Zabur), untuk membedakannya dari penyembah-penyembah berhala. Ahli Kitab dapat dipandang sebagai warga żimmi di kawasan wilayah Islam disertai kewajiban jizyah dengan jaminan penuh atas hak-hak mereka menurut ketentuan yang berlaku. Ar-Razi menafsirkan kata “Ahli Kitab” dalam ayat ini, 1) ditujukan kepada kaum Nasrani Najran. 2) ditujukan kepada Yahudi Medinah, dan 3) ditujukan kepada keduanya. Atau “… para pengikut wahyu terdahulu…”. Secara lebih tajam mereka dibedakan dari penyembah-penyembah berhala. “… Dan makanan Ahli Kitab halal untukmu dan makananmu pun halal untuk mereka… juga perempuan-perempuan terhormat di kalangan yang telah menerima Kitab sebelum kamu…” (al-Mā′idah/5:5). Sebutan terhadap kaum Sabi′un yang disejajarkan dengan Yahudi dan Nasrani yang beriman kepada Allah dan hari kemudian (al-Baqarah/2:62), dalam tafsir Al-Qur′an diperluas sehingga mencakup juga pengikut-pengikut Zoroaster, Veda, Buddha dan Kong Hu Cu sehingga mereka juga dimasukkan sebagai Ahli Kitab. Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa Ahli Kitab yang disebut Al-Qur′an adalah Yahudi dan Nasrani (al-Mā′idah/5: 69).