v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 39 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 39 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 55 •  Quarter Hizb 6.25 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

فَنَادَتْهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَهُوَ قَاۤىِٕمٌ يُّصَلِّيْ فِى الْمِحْرَابِۙ اَنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيٰى مُصَدِّقًاۢ بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَسَيِّدًا وَّحَصُوْرًا وَّنَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Fanādathul-malā'ikatu wa huwa qā'imuy yuṣallī fil-miḥrāb(i), annallāha yubasysyiruka biyaḥyā muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣūraw wa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn(a).

Lalu, Malaikat (Jibril) memanggilnya ketika dia berdiri melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah,90) (menjadi) anutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.”

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 39
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah mengabulkan doa Zakaria, dan dengan segera para malaikat, yakni Malaikat Jibril, memanggilnya ketika dia sedang berdiri melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira yakni memberi anak kepadamu, wahai Zakaria, dan menambah pemberian-Nya dengan memberinya nama Yahya. Bukan hanya itu, ia adalah orang yang akan membenarkan atau mengimani sebuah kalimat atau firman dari Allah yakni kedatangan seorang nabi yang diciptakan tanpa ayah yaitu Nabi Isa, juga sebagai panutan, berkemampuan menahan diri dari hawa nafsu dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ketika Zakaria masih berdiri di mihrab, dan baru selesai berdoa, datanglah kepadanya Malaikat Jibril memberitahukan bahwa Allah akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki bernama Yahya.

Yahya kelak yang akan membenarkan nabi yang diciptakan oleh Allah, yang lahir tidak seperti bayi-bayi yang lain, dengan melalui ibu dan bapak, yaitu Nabi Isa. Yahya adalah seorang nabi yang memimpin kaumnya ke arah kemuliaan dan kebahagiaan. Nabi yang menjauhkan dirinya dari nafsu dan syahwat, karena semata-mata mengabdi kepada Allah. Dia adalah seorang nabi yang lahir dari keturunan yang mulia yakni nabi-nabi ṣalawātullāhi ‘alaihim.

Diriwayatkan bahwa Nabi Yahya sewaktu masih kanak-kanak, pernah berjalan melewati anak-anak yang sedang bermain. Mereka mengajaknya bermain. Beliau berkata, “Aku diciptakan bukan untuk bermain-main”.

Isi Kandungan Kosakata

Āla ‘Imrān (Ālu ‘Imrān) adalah keluarga Imran. Keluarga Imran dalam ayat ini termasuk ayah Maryam, yang punya silsilah panjang sebagai pemuka-pemuka agama. Imran sendiri, ayah Maryam, dikenal sebagai orang besar yang saleh di kalangan pemuka agama Bani Israil. Istrinya bernazar kepada Tuhan bahwa bayi yang dalam kandungannya akan dibiarkan mengabdi kepada Tuhan dengan harapan akan mendapat anak laki-laki. Tetapi yang lahir ternyata anak perempuan Maryam (Āli ‘Imrān/3: 34-36), yang dalam syariat Musa tidak dapat diabdikan untuk pelayan rumah suci. Diduga Imran meninggal ketika putrinya belum lahir, sehingga harus dipelihara oleh orang lain dengan cara diundi, Maryam kemudian dipelihara oleh Zakaria, ayah Yahya Pembaptis. Mereka semua termasuk keluarga Imran. Imran sendiri adalah anak Masan, kakek Nabi Isa dari pihak ibu, tapi tidak kita temukan silsilahnya yang berurutan, selain disebutkan bahwa ujungnya sampai kepada Nabi Sulaiman dan bermuara pada Nabi Ibrahim melalui Yehuda, Yaqub anak Ishak.

Adapun Imran (dalam Bibel Amran) ayah Musa, anak Lewi, juga bermuara pada Nabi Ibrahim melalui Yaqub anak Ishak. Dan “Sebagai keturunan yang satu dengan yang lain....” (Āli ‘Imrān/3:34), maka rasul-rasul Allah sejak Adam sampai Nuh dan Ibrahim, sampai ke rasul terakhir, Muhammad saw, membentuk suatu persaudaraan dari keturunan Israil dan Ismail melalui Ibrahim, masing-masing dari Ishak dan dari Ismail. Jarak waktu antara kedua Imran itu 1800 tahun.

Walaupun kita tidak banyak menemukan data mengenai Maria dan ayahnya dalam Perjanjian Baru, di dalam Al-Qur′an Maryam disebutkan: “… para malaikat berkata: ‘Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu)…” (Āli ‘Imrān/3:42).