v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 54 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 54 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 57 •  Quarter Hizb 6.5 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ ࣖ

Wa makarū wa makarallāh(u), wallāhu khairul-mākirīn(a).

Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 54
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah ancaman yang ditunjukkan secara terang-terangan tidak membawa hasil, maka mereka melakukan gerakan di bawah tanah. Mereka, yakni orang-orang yang mengingkari Nabi Isa dan ajarannya, tidak tinggal diam. Mereka membuat tipu daya secara rahasia untuk menghalangi dakwah Isa. Maka untuk menghadapi mereka sekaligus membela agama yang dibawa rasul-Nya, Isa, Allah pun tidak diam. Dia membalas tipu daya mereka itu sehingga mereka gagal total dalam melaksanakan tipu dayanya. Allah sebaik-baik pembalas tipu daya, bahkan Dia menguat-kan dakwah Isa dengan Rohulkudus (Jibril).

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Sesudah Allah menerangkan tentang kaum Hawariyūn, maka dalam ayat ini Allah menerangkan sikap Bani Israil terhadap Isa a.s., mereka membuat tipu daya dan bermaksud membinasakannya dengan jalan melaporkan dan memfitnah Isa kepada raja mereka. Tetapi Allah memperdayakan dan menggagalkan tipu daya mereka itu dan mereka tidak berhasil membunuhnya. Isa a.s., diangkat ke langit oleh Allah dan diganti dengan orang yang serupa dengannya, sehingga orang-orang yakin bahwa yang disalib itu adalah Isa a.s. Balasan Allah mengatasi tipu muslihat mereka, dan menimpakan kesengsaraan kepada orang-orang kafir itu, tanpa mereka perkirakan. Rencana Allah yang tidak diketahui oleh hamba-hamba-Nya, sebenarnya adalah untuk menegakkan sunnah-Nya dan menyempurnakan hikmah-Nya.

Isi Kandungan Kosakata

Almasīḥ اَلْمَسِيْح (Āli ‘Imrān/3: 45)

Kisah Nabi Isa dimulai dari saat Maryam mendapat berita gembira melalui firman Allah, bahwa akan lahir seorang anak darinya tanpa perantara seorang bapa, bernama Almasih (Isa). Almasīḥ, bahasa Yunani christos, berarti yang diminyaki; raja-raja dan pendeta-pendeta diberi perminyakan suci untuk melambangkan penahbisan dalam jabatan mereka. Dalam bahasa Yahudi dan Arab ialah Almasīḥ. Kalau Muhammad adalah Nabi terakhir bagi umat manusia, maka Isa adalah Nabi terakhir Bani Israil. Di dalam Qur′an kadang disebut nama gelarnya, Almasīh (an-Nisā′/4: 157; al-Mā′idah/5: 72), adakalanya disebut anak Maryam (al-Mā′idah/5: 110, 114 dan 116) atau dengan nama dirinya, Isa (al-Baqarah/2: 136; Āli ‘Imrān/3: 59); atau Jesus dari bahasa Latin Iesus dan bahasa Yunani Iesous, yang berasal dari bahasa Ibrani Yeshua, pembela Jehovah. Disebut juga Yesus Kristus atau Yesus dari Nazaret.

Tentang nasabnya, di dalam Perjanjian Baru dihubungkan kepada Yusuf anak Eli, disebut bahwa Yusuf dari keturunan Nabi Daud dan tinggal di Nazaret. Untuk memastikan keturunan demikian tidak mudah, karena dalam silsilah Yesus dalam Injil Matius (1. 1-17) tidak sama dengan yang terdapat dalam Injil Lukas (3. 23-38), kendati dari keduanya sama-sama bermuara pada Ibrahim a.s. melalui Yakub dan Ishak. Lukas menyebutkan bahwa antara Daud sampai kepada Almasih ada 16 generasi, sementara Matius mengatakan 41 generasi, di samping perbedaan nama-nama.

Keterangan di dalam kedua Injil itu bahwa Yesus anak Yusuf tidak berarti bahwa ketika Maria mengandung, Yusuf sudah menikah dengan Maria. Ketika itu datang malaikat Gabriel kepada Maria dan terjadi dialog panjang bahwa Maria “… akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” Maria berkata: “… Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami…” (Lukas 1.28-35). Dalam ayat ini tidak disebutkan ayah Nabi Isa. Al-Qur′an hanya menyebutkan Nabi Isa lahir tanpa ayah sebagai bukti kekuasaan Allah dalam penciptaan, meskipun Al-Qur′an mengatakan penciptaan Isa sama dengan penciptaan Adam (Āli ‘Imrān/3: 59). Ia mengakhiri tugasnya dalam waktu sekitar tiga tahun, dari 30 sampai 33 tahun usianya, ketika dalam penglihatan musuh-musuhnya ia disalib. Menurut Al-Qur′an, Isa tidak dibunuh tetapi diwafatkan dan diangkat ke sisi Allah serta disucikan dari tangan kotor manusia (Āli ‘Imrān/3: 55).