v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 70 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 70 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 58 •  Quarter Hizb 6.5 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَاَنْتُمْ تَشْهَدُوْنَ

Yā ahlal-kitābi lima takfurūna bi'āyātillāhi wa antum tasyhadūn(a).

Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah,99) padahal kamu mengetahui (kebenarannya)?

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 70
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Sebagai pelengkap penghinaan terhadap mereka, ayat ini menyeru kepada Ahli Kitab. Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, padahal kamu mengetahui kebenarannya melalui kitab kalian sendiri?

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah mencela para Ahli Kitab yang mengingkari ayat-ayat Allah; padahal mereka mengetahui dalam kitab mereka sendiri kedatangan Nabi Muhammad saw. Kemudian Allah swt menandaskan bahwa mereka sendiri tidak saja telah mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw akan datang bahkan sifat-sifatnya pun telah mereka ketahui. Mereka seharusnya mengakui kenabian Muhammad, tetapi karena sifat dengki yang mencekam jiwa mereka, mereka terjerumus ke dalam lembah kehinaan. Mereka tidak dapat lagi melihat pancaran kebenaran, sehingga mereka terombang ambing dalam kesesatan.

Isi Kandungan Kosakata

Talbisūn تَلْبِسُوْنَ (Āli ‘Imrān/3: 71)

Talbisūn merupakan bentuk jamak dari kata kerja labisa-yalbisu yang artinya berpakaian, menutupi, mengaburkan, dan mencampuradukkan. Yang dimaksud pada ayat ini adalah upaya untuk mengaburkan atau menutupi kebenaran dengan mencampuradukkan antara yang benar dan yang batil, baik melalui penakwilan, maupun beragam alasan dan dalih. Tujuan yang ingin dicapai dengan upaya ini adalah untuk menyesatkan. Cara yang ditempuh dalam pencampuradukan kebenaran dengan kebatilan ini dapat dengan propaganda. Sebagian isinya memang benar, bahkan bisa jadi banyak yang benar. Namun, di celah-celah kebenaran itu ternyata telah disisipkan kebohongan-kebohongan dalam bentuk yang halus, sehingga tidak terdeteksi oleh para pendengarnya, kecuali mereka yang jeli dan teliti. Kebohongan itu sengaja disertakan dengan tujuan untuk menyesatkan masyarakat. Oleh sebab itu, Allah mempertanyakan sikap mereka yang mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan padahal mereka telah menerima informasi tentang kebenaran tersebut.