v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 120 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 120 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 65 •  Quarter Hizb 7.25 •  Juz 4 •  Manzil 1 • Madaniyah

اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۖ وَاِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَّفْرَحُوْا بِهَا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ ࣖ

In tamsaskum ḥasanatun tasu'hum, wa in tuṣibkum sayyi'atuy yafraḥū bihā, wa in taṣbirū wa tattaqū lā yaḍurrukum kaiduhum syai'ā(n), innallāha bimā ya‘malūna muḥīṭ(un).

Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati. Adapun jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tidaklah tipu daya mereka akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sesungguhnya Allah Maha Meliputi segala yang mereka kerjakan.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 120
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Jika mereka yang berhati dengki itu melihat kamu memperoleh kebaikan, kemenangan perang, rezeki yang melimpah, kesehatan dan kemuliaan, niscaya mereka bersedih hati bahkan hal tersebut membuat mereka marah, tetapi jika kamu tertimpa bencana, seperti sakit, kemiskinan atau kalah perang, maka mereka bergembira karenanya. Allah memberi umat Islam tuntunan agar tetap bersabar dan bertakwa kepada Allah ketika menghadapi orang yang bersifat demikian. Karena jika kamu bersabar tidak terbawa hawa nafsu untuk membalasnya dengan perbuatan jahat, dan bertakwa kepada Allah dengan tetap istikamah dalam bersabar, maka tipu daya mereka tidak akan menyusahkan dan mendatangkan bahaya bagi kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan dan Maha Mengetahui tipu daya yang mereka rahasiakan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Selain dari sifat-sifat yang tersebut di atas yang menyebabkan timbulnya larangan bagi kaum Muslimin mengambil mereka sebagai teman setia, dalam ayat ini disebutkan kembali sikap yang menggambarkan bagaimana jahatnya hati orang-orang kafir dan hebatnya sifat dengki yang bersemi dalam dada mereka. Allah berfirman:

اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۖ وَاِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَّفْرَحُوْا

Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. (Āli ‘Imrān/3:120).

Qatadah berkata dalam menjelaskan firman Allah ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, “Apabila orang-orang kafir itu melihat persatuan yang kukuh di kalangan kaum Muslimin dan mereka memperoleh kemenangan atas musuh-musuh Islam, mereka merasa dengki dan marah. Tetapi bila terdapat perpecahan dan perselisihan di kalangan Muslimin dan mereka mendapat kelemahan dalam suatu pertempuran, mereka merasa senang dan bahagia. Memang sudah menjadi sunatullah, baik pada masa dahulu sampai masa sekarang maupun pada masa yang akan datang sampai hari kiamat, bila timbul di kalangan orang kafir seorang cendekiawan sebagai penantang agama Islam, Allah tetap akan membukakan kebohongannya, melumpuhkan hujahnya dan memperlihatkan cela dan aibnya.”

Karena itu Allah memerintahkan kepada umat Islam dalam menghadapi kelicikan dan niat jahat kaum kafir itu agar selalu bersifat sabar dan takwa serta tawakal kepada-Nya. Dengan demikian kelicikan mereka itu tidak akan membahayakan sedikitpun. Allah Maha Mengetahui segala tindak tanduk mereka.

Isi Kandungan Kosakata

Biṭānah بِطَانَةٌ (Āli ‘Imrān/3:118)

Kata biṭānah disebutkan Al-Qur’an hanya sekali ini. Makna kata biṭānah agaknya tidak jauh dengan kata al-biṭān. Dalam kamus, kata yang disebutkan terakhir berarti “kain penutup perut kuda agar tidak dikerubungi lalat.” Makna tersebut menggambarkan betapa melekatnya kain penutup perut dengan perut yang ditutupinya, dan terkesan pula ke mana kuda melangkah ke sana pula kain tutup perut itu berada. Sungguh, antara perut dengan kain penutupnya tidak terpisah, menyatu dengan kuat dan melekat. biṭānah bisa berarti kain, pelapis baju seperti jas. Sedangkan kata biṭānah dalam ayat ini berarti “orang terdekat, orang kepercayaan, pengiring, atau sahabat karib dan akan mengetahui keadaan batin (rahasia) kita.” Pada ayat lain, dijelaskan bahwa kaum Yahudi membantu musuh-musuh Islam dalam pertempuran melawan kaum Muslimin, sehingga dalam ayat ini kaum Muslimin dilarang bersahabat karib dengan mereka. Hal ini jelas berhubungan dengan apa yang telah dijelaskan pada Surah al-Mumtaḥanah/60: 8-9.