كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ وَعَادٌ ۢبِالْقَارِعَةِ
Każżabat ṡamūdu wa ‘ādum bil-qāri‘ah(ti).
(Kaum) Samud dan ‘Ad telah mendustakan al-Qāri‘ah (hari Kiamat yang menggetarkan hati).
Telah banyak generasi di masa lalu yang mengingkari hari Kiamat. Kelompok ayat ini mengungkap sekelumit tentang kaum yang mengingkari hari Kiamat dan sanksi yang mereka terima. Kaum Samud, dan ‘Ad telah mendustakan hari Kiamat.
Dalam ayat ini, diterangkan bahwa kaum Samud dan kaum ‘Ad tidak mempercayai adanya hari Kiamat. Mereka tidak percaya bahwa nanti akan terjadi kehancuran dunia dan peristiwa dahsyat yang huru-haranya tidak tertanggungkan. Hal ini juga difirmankan Allah:
كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ ١١ اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ ١٢ فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ ١٣ فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ ١٤
(Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas (zalim), ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina dari Allah ini dengan minumannya.” Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah). (as-Syams/91: 11-14)
1. Ṣarṣar ‘Ātiyah صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (al-Ḥāqqah/69: 6)
Ṣarṣar 'ātiyah artinya angin kencang yang sangat dingin luar biasa (melampaui batas). Aṣ-Ṣarṣar adalah jenis angin yang berhembus sangat kencang seperti topan, yang jika mengenai kulit kita terasa sangat dingin sekali. ‘Ātiyah berasal fi‘il ‘atā-ya‘tū-‘utuwwan berarti angkuh, sombong, bertindak sewenang-wenang. Al-‘ātiy adalah isim fā‘il (kata benda pelaku) artinya yang sombong atau bertindak sewenang-wenang. Pada ayat 6 surah al-Ḥāqqah/69 ini diceritakan bencana yang menimpa kaum ‘Ad (kaum Nabi Hud) karena mengingkari nabi mereka dan mendustakan adanya hari Kiamat. Bencana yang ditimpakan kepada kaum ‘Ad, sebagaimana disebutkan ayat ini, ialah berupa angin topan yang sangat dingin selama delapan hari, sehingga memusnahkan semua orang-orang yang ingkar kepada Allah dan nabi-Nya.
2. Khāwiyah خَاوِيَةٍ (al-Ḥāqqah/69: 7)
Khāwiyah artinya kosong. Kata ini berasal dari fi‘il khawā-yakhwī-khawā'an yang artinya roboh, runtuh, kosong. Bentuknya dalam isim fā‘il adalah al-khāwī dan muannaṡ-nya khāwiyah artinya yang kosong, daerah yang tidak berpenghuni. Pada ayat 7 surah al-Ḥāqqah/69 ini digambarkan bahwa kaum ‘Ad yang mendustakan Tuhan dan mengingkari Nabi Hud ditimpa bencana angin topan yang dingin sekali selama delapan hari tujuh malam secara terus menerus, sehingga mereka semua mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang ditebangi, menjadi lapuk dan keropos. Tadinya batang-batang kurma itu tegak dan berdiri kokoh dengan kuatnya, tetapi kini bergelimpangan dan menjadi keropos, lapuk, dan kosong.

