خُذُوْهُ فَغُلُّوْهُۙ
Khużūhu fagullūh(u).
(Allah berfirman,) “Tangkap dia lalu belenggu tangannya ke lehernya.
Sudah terjatuh tertimpa tangga. Begitulah gambaran para pendurhaka di akhirat. Di tengah kesedihan yang bercampur ketakutan melihat catatan amalnya kemudian Allah berfirman, “Tangkaplah dia lalu belenggulah yaitu ikatlah tangannya ke lehernya.
Karena sikap orang kafir yang demikian dan berdasarkan catatan amalnya, maka Allah memerintahkan malaikat untuk melaksanakan hukuman kepada orang kafir itu. Pada waktu Kiamat, mereka dalam keadaan menderita, terhina, dan tidak dapat melepaskan diri sedikit pun dari keadaan yang demikian. Bahkan, azab itu ditambah lagi dengan membelenggu mereka. Hal ini memberi pengertian bahwa orang kafir di dalam neraka tidak mempunyai satu cara pun untuk mengurangi dan meringankan rasa azab yang pedih itu.
1. Ṣallūhu صَلُّوْهُ (al-Ḥāqqah/69: 31)
Ṣallūhu adalah bentuk fi‘il amr (kata perintah) yang artinya: masukkan, pangganglah! Berasal dari fi’il ṣalā-yaṣlā-ṣalyan artinya: memanggang, memasukkan ke dalam api. Ayat 31 yang sangat pendek ini: ṡummal-jaḥīma ṣallūhu (kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala) merupakan rangkaian kisah orang kafir di akhirat nanti. Setelah diberi kitab catatan amal perbuatannya dari sebelah kiri, orang kafir merasa sangat kecewa sampai berpikir lebih baik tidak menerimanya, karena isinya memang jelek sekali seperti kejelekan dan keburukan perbuatan mereka di dunia. Tetapi demikianlah kekufuran dan kejahatan perbuatan mereka di dunia dan kini catatan perbuatan buruk itu ternyata juga begitu, dia menyesal sekali, tetapi sudah tidak ada gunanya. Maka Allah memerintahkan kepada malaikat untuk membelenggu leher orang kafir ini dengan rantai besi yang panjang, kemudian memasukkannya ke dalam api yang menyala-nyala yaitu neraka Jahim.
2. Gislīn غِسْلِيْنٌ (al-Ḥāqqah/69: 36)
Gislīn artinya adalah cairan yang mengalir dari daging atau tubuh manusia berupa darah dan nanah. Fi‘il (kata kerja) gasala-yagsilu-gaslan artinya mencuci atau membasuh. Adapun igtasala-yagtasilu-igtisāla n artinya mandi. Al-Gasīl atau al-gasīlah artinya yang dicuci atau yang dibasuh. Pada ayat 36 Surah al-Ḥāqqah/69 ini, Allah menjelaskan keadaan orang kafir setelah dihisab. Karena ketika di dunia, selain tidak beriman kepada Allah, mereka juga tidak melakukan kebaikan yang diperintahkan Allah, termasuk memberi makan orang fakir dan miskin, maka di akhirat, mereka tidak mempunyai seorang teman pun, dan juga tidak mempunyai makanan sedikit pun, kecuali hanya darah dan nanah saja.

