اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ
Inna ilainā iyābahum.
Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.
Engkau tidak bisa memaksa manusia untuk beriman. Janganlah bersedih atas keingkaran mereka. Sungguh, setelah mereka mati, hanya kepada Kamilah mereka kembali. Kamilah yang akan membalas dan menentukan nasib mereka di akhirat nanti.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Tidak ada jalan bagi mereka untuk lari daripada-Nya. Dialah yang akan menghisab mereka atas perbuatan yang telah mereka perbuat di dunia dan kemudian menjatuhkan hukuman-Nya. Ayat-ayat ini adalah penghibur hati bagi Nabi Muhammad dan sebagai obat bagi kesedihan dan kepedihan hatinya atas keingkaran orang-orang kafir itu.
Bimuṣaiṭir بِمُصَيْطِر (al-Gāsyiyah/88: 22)
Kata muṣaiṭir artinya orang yang berkuasa, isim fā‘il dari kata ṣaiṭara yang berarti berkuasa. Menurut Ibnu ‘Abbās, Mujāhid, dan lainnya, maksud dari ayat ini adalah “kamu bukan orang yang sanggup menciptakan iman di hati mereka.” Sedangkan menurut Ibnu Zaid, maksudnya adalah “kamu tidak memaksa mereka untuk beriman”. Ini senada dengan sabda Rasulullah, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan ‘Tiada tuhan selain Allah.’ Bila mereka telah mengatakannya, maka mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali karena haknya, dan perhitungan mereka ada di tangan Allah.”

