فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُۗ
Fa‘‘ālul limā yurīd(u).
Maha Kuasa berbuat apa saja yang Dia kehendaki.
Dia Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki. Jika Dia berkehendak mengazab orang kafir atau menganugerahkan nikmat kepada orang beriman, tidak ada yang mampu menahan kehendak-Nya tersebut.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan bertobat, Maha Pengasih bagi mereka yang sungguh-sungguh dan dengan ikhlas mencintai-Nya. Allah juga mempunyai kekuasaan yang mesti berlaku, perintah-Nya tidak dapat dibantah, dan Ia berbuat apa yang Ia kehendaki. Apabila Allah menghendaki kebinasaan bagi mereka yang ingkar dan durhaka, tidak ada suatu kekuasaan pun yang dapat menghalangi-Nya.
1. Baṭsy بَطْشَ (al-Burūj/85: 12)
Baṭsy adalah isim maṣdar dari baṭasya-yabṭisyu-baṭsy an yang artinya “siksa” (‘ażāb). Al-Baṭsy berarti siksa ditimpakan kepada mereka yang melakukan kezaliman dan kesombongan. Penafsiran Ibnu al-Jauzī terhadap inna baṭsya rabbik adalah inna akhżahū bil-‘ażābi iżā akhażaż-ẓalamah wal-jabābirah la syadīd, bahwa ketegasan Tuhan untuk mengazab (manusia) jika mereka berbuat kezaliman dan kesombongan amatlah keras.
2. Al-Wadūd الْوَدُوْدُ (al-Burūj/85: 14)
Al-Wadūd, dalam Al-Qur’an hanya disebutkan dua kali, yaitu dalam Surah Hūd/11: 90, dan dalam ayat ini (al-Burūj/85: 14) dengan alif lām (al-wadūd). Kata ini berasal dari wadda-yawaddu-wuddan wa widādan. Al-Wadūd merupakan salah satu nama Allah yang diambil dari al-wudd. Kata ini mengandung dua arti. Dia berwazan (bertimbangan) fa‘ūl dalam posisi maf‘ūl (objek yang dicintai). Maksudnya adalah bahwa Tuhan sebagai al-Wadūd adalah Allah amat dicintai dalam kalbu para wali-Nya. Arti lainnya, al-wadūd terambil dari kata al-wadd dalam arti bahwa Tuhan amat mencintai para hamba-Nya yang saleh, meridai dengan menerima amal-amal mereka. Pengertian demikian, seperti dapat dilihat dalam firman-Nya, Surah Maryam/19: 96: sayaj‘alu lahumur-raḥmānu wuddā (Nanti Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka). Jika dalam hati seorang hamba telah tumbuh rasa kasih-sayang, itu berarti Tuhan telah menunjukkan bukti kasih-sayang-Nya kepada hamba itu.

