v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 18 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 18 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 4 •  Quarter Hizb 1 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

صُمٌّ ۢ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَۙ

Ṣummum bukmun ‘umyun fahum lā yarji‘ūn(a).

(Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 18
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Mereka seperti orang tuli, sebab mereka telah kehilangan fungsi pendengaran dengan tidak mengikuti kebenaran yang didengar. Mereka juga seperti orang bisu karena tidak mengucapkan kebenaran oleh sebab hati mereka tertutup, sehingga tidak tergerak melakukan itu. Dan mereka juga seperti orang buta, karena kehilangan fungsi penglihatan, baik melalui mata kepala (basar) ataupun mata hati (basirah), dengan tidak mengambil pelajaran dari hal-hal yang mereka lihat, sehingga pada akhirnya mereka tidak dapat kembali dari kesesatan itu kepada kebenaran yang telah mereka jual dan tinggalkan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan orang-orang munafik itu tidak hanya seperti orang yang kehilangan cahaya terang, tetapi juga seperti orang yang kehilangan beberapa indra yang pokok. Tidak dapat mendengar, bicara dan melihat. Orang yang seperti ini tentu akhirnya mengalami kebinasaan.

Mereka dikatakan tuli karena tidak mendengarkan nasihat dan petunjuk bahkan mereka tidak paham, meskipun mendengar. Dikatakan bisu, karena mereka tidak mau menanyakan hal-hal yang kabur bagi mereka, tidak meminta penjelasan dan petunjuk sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mengambil manfaat dari segala pelajaran dan ilmu pengetahuan yang dikemukakan rasul. Dikatakan buta, karena mereka kehilangan manfaat pengamatan dan manfaat pelajaran. Mereka tidak dapat mengambil pelajaran dari segala kejadian yang mereka alami, dan pengalaman bangsa-bangsa lain.

Mereka tidak dapat kembali ke jalan yang benar, karena sifat-sifat tersebut di atas dan mereka tetap membeku di tempatnya.

Isi Kandungan Kosakata

Muhtadīn مُهْتَدِيْنَ (al-Baqarah/2: 16)

Kata muhtadīn berasal dari kata kerja ihtadā-yahtadī, dalam pengertian bahasa berarti mendapat petunjuk. Akar kata dari kalimat ini adalah Hadā-yahdī yang berarti memberi petunjuk atau petunjuk dan seterusnya. Di dalam Al-Qur’an, kata al-hudā dan kata lain yang seasal dengan itu disebut 306 kali. Kata ini muncul dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang bermacam-macam. Dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang yang mengganti hidayah Allah dengan kesesatan sebagai orang yang merugi bahkan sebagai orang yang tidak akan pernah mendapat hidayah.