ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Ṡumma kāna minal-lażīna āmanū wa tawāṣau biṣ-ṣabri wa tawāṣau bil-marḥamah(ti).
Kemudian, dia juga termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar serta saling berpesan untuk berkasih sayang.
Kemudian, bila dia mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar itu maka dia termasuk orang-orang yang beriman dengan kukuh dan saling berpesan untuk bersabar dalam berbuat baik, menjauhi maksiat, serta menghadapi kesusahan hidup, dan saling berpesan untuk berkasih sayang kepada sesama makhluk.
Pekerjaan berat lainnya adalah beriman dan saling menasihati untuk sabar dan menyayangi antara sesama Muslim. Sabar adalah kemampuan menahan diri, tabah menghadapi kesulitan, dan usaha keras mengatasi kesulitan tersebut. Kaum Muslimin harus mampu membuktikan imannya dengan melaksanakan sikap sabar itu, dan mendorong kaum Muslimin lainnya untuk melaksanakannya.
Juga yang berat melaksanakannya adalah menyayangi orang lain seperti menyayangi diri sendiri atau keluarga sendiri. Akan tetapi, umat Islam harus mampu membuktikan imannya dengan melaksanakan sikap saling menyayangi itu, sebagaimana juga diperintahkan Rasulullah:
اَلرَّا ِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ . (رواه الترمذي وأبو داود و أحمد عن عبد الله بن عمرو)
Orang yang penyayang disayang oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah orang yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangi kalian. (Riwayat at-Tirmiżī, Abū Dāwud, dan Aḥmad dari Abdullah bin ‘Amr).
1. Al-‘Aqabah الْعَقَبَة (al-Balad/90: 11)
Kata ‘aqabah secara harfiah berarti jalan di pegunungan, atau jalan yang mendaki lagi sukar. Kata ini diambil dari kata ‘aqibu kulli syai' yang berarti bagian akhir dari segala sesuatu. Ada beberapa riwayat mengenai makna kata ini. Kata ‘aqabah menurut riwayat Ibnu ‘Umar berarti sebuah gunung di neraka Jahanam; menurut riwayat Ka‘b al-Ahbar berarti tujuh puluh anak tangga di neraka Jahanam; menurut riwayat Qatādah berarti jalan di pegunungan yang terjal dan sulit. Maksudnya, umat Islam diperintahkan untuk melewati akibat-akibat yang sulit itu dengan cara berbuat taat kepada Allah.
2. Żī Masgabah ذِيْ مَسْغَبَةٍ (al-Balad/90: 14)
Kata żī berarti yang memiliki. Dan kata masgabah berarti paceklik. Ia adalah maṣdar dari kata sagaba yang berarti lapar. Menurut pendapat lain, artinya adalah lapar yang disertai letih. Makna ini senada dengan seluruh riwayat. Di dalam ayat ini kita diperintahkan untuk memberi makan pada hari ketika terjadi makanan menjadi sesuatu yang berharga.

