v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 6 - Surat Al-‘Ankabūt (Laba-Laba)
العنكبوت
Ayat 6 / 69 •  Surat 29 / 114 •  Halaman 396 •  Quarter Hizb 40.5 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Wa man jāhada fa'innamā yujāhidu linafsih(ī), innallāha laganiyyun ‘anil-‘ālamīn(a).

Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan), sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena manfaatnya kembali kepada dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan suatu apa pun) dari alam semesta.

Makna Surat Al-‘Ankabut Ayat 6
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan barang siapa berjihad dengan mencurahkan segala kemampuannya untuk meninggikan kalimat Allah dan mengorbankan diri dengan selalu bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah, maka sesungguhnya pahala, manfaat dan kebaikan jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Tidak ada sedikit pun manfaat amal tersebut yang dibutuhkan oleh Allah. Sungguh, Allah Mahakaya tidak memerlukan sesuatu apa pun dari mereka, bahkan dari seluruh alam.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menjelaskan bahwa seseorang yang sungguh-sungguh berjuang (berjihad), yang merupakan salah satu aspek dari ungkapan kerinduan menemui Allah, pada hakikatnya perjuangan itu untuk dirinya sendiri, bukan untuk Allah. Jihad berarti memerangi musuh dan melawan nafsu sendiri. Bisa juga berarti mengerahkan segala upaya untuk Allah dan bukan hanya bermakna perang.

Orang yang akan memperoleh hasil dari perjuangannya adalah orang yang menyandarkan niatnya untuk memperoleh balasan dari Allah, Tuhan semesta alam. Allah tidak memerlukan apakah mereka akan berjuang untuk dirinya sendiri atau tidak berjuang sama sekali, sebab Dia Maha Kaya dari sekalian ciptaan-Nya. Dialah Yang Menguasai sekalian alam ini dan berbuat menurut kehendaknya sendiri.

Inti dari jihad adalah sabar, baik jihad dalam memerangi musuh maupun jihad dalam mengendalikan nafsu. Orang yang sabar dalam berjihad berarti tahan dalam menghadapi cobaan dan tetap berpegang teguh kepada kebenaran yang telah diyakininya. Selain itu, ia juga berusaha mengatasi rintangan-rintangan dalam menegakkan kebenaran itu. Dalam ayat-ayat lain, Allah menegaskan bahwa faedah amaliah seseorang itu betul-betul untuk kepentingan dirinya.

Sebagaimana firman Allah:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖ ۙوَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ ۔ ٤٦ (فصّلت)

Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya). (Fuṣṣilat/41: 46)

Dan firman Allah:

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. (al-Isrā’/17: 7)

Isi Kandungan Kosakata

Ajalallāh أَجَلَ اللّٰهِ (al-’Ankabūt/29: 5)

Kata ajal berarti batas akhir dari sesuatu. Kata ajal bisa diartikan dengan rentang waktu dari umur seseorang atau bagian terakhir dari umur. Menurut Quraish Shihab, ada dua macam pendapat ulama tentang arti kata ajal dalam ayat ini. Sebagian ulama memahaminya dengan hari Kiamat, sedangkan sebagian yang lain memahaminya dalam arti masa berakhirnya siksaan kaum musyrikin terhadap kaum mukminin dengan datangnya kemenangan Islam. Dalam ayat ini, kata ajal dikaitkan dengan Allah maksudnya ialah untuk menegaskan bahwa waktu itu pasti datang, karena yang menjanjikan serta yang memiliki dan berwenang atasnya adalah Allah.