v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 18 - Surat Al-A‘lā (Yang Maha Tinggi)
الاعلى
Ayat 18 / 19 •  Surat 87 / 114 •  Halaman 592 •  Quarter Hizb 60 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ

Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ūlā.

Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,

Makna Surat Al-A‘la Ayat 18
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dasar-dasar ajaran agama samawi adalah sama, yaitu mereka yang beriman, beramal saleh, ingat kepada Allah, membersihkan diri dari dosa, dan memilih kehidupan akhirat akan berbahagia. Sebaliknya, mereka yang memilih jalan kekafiran dan hidup berlumur dosa akan celaka. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yang diturunkan sebelum Al-Qur’an,

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa apa yang disampaikan-Nya kepada Nabi Muhammad tentang perintah dan larangan, janji anugerah dan peringatan adalah sama dengan apa yang telah terdapat di dalam kitab Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Dengan demikian, Nabi Muhammad hanya mengingatkan kembali kepada agama-Nya yang terdahulu yang telah dilupakan oleh manusia. Agama yang ada itu telah diubah oleh tangan-tangan manusia, dirusak oleh hawa nafsu dan adat istiadat nenek moyang mereka sehingga telah menyimpang dari yang sebenarnya. Firman Allah:

وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ ١٩٢ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ ١٩٣ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْن َ ۙ ١٩٤ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ ١٩٥ وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ ١٩٦

Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh ar-Rūḥ al-Amīn (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu. (asy-Syu‘arā'/26: 192-196)

شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْن َ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ

Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya). (asy-Syūrā/42: 13)

Isi Kandungan Kosakata

1. Tu'ṡirūna تُؤْثِرُوْنَ (al-A‘lā/87: 16)

Kata tu'ṡirūna bentuk muḍāri‘ dari fi‘il māḍī āṡara. Kata jadiannya adalah īṡār yang artinya memilihkan untuk orang lain atau mengutamakannya daripada dirinya. Kata āṡar artinya bekas dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Kata aṡar juga untuk menunjukkan arti keutamaan (faḍl). Sedangkan kata īṡār mengandung arti memberikan keutamaan (tafaḍḍul). Jadi kata tu′ṡirūnal-ḥayātad-d un-yā artinya kamu memberikan keutamaan kepada hal duniawi daripada kehidupan ukhrawi.

2. Ṡuḥufi Ibrāhīma wa Mūsā صُحُفِ اِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى (al-A‘lā/87: 19)

Ṡaḥīfah, jamak ṡaḥā'if dan ṡuḥuf, berarti kitab, muka atau permukaan, halaman (buku), lembaran, atau gulungan. Kitab zaman dahulu berbentuk lembaran atau gulungan yang mungkin dibuat dari kulit binatang, daun papirus, atau lempengan seperti batu, tulang binatang, dan sebagainya. Ayat di atas menerangkan mengenai kitab-kitab yang ada pada Nabi Ibrahim dan Musa. Mungkin saja kitab-kitab itu dalam bentuk lembaran atau gulungan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aḥmad bin Ḥanbal disebutkan:

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَاْلإِنْجِيْل ُ لِثَلاَثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ. (رواه أحمد عن واثلة بن الأسقع)

Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadan, Taurat pada enam Ramadan, Injil pada tiga belas Ramadan, dan Al-Furqan (Al-Qur’an) diturunkan pada dua puluh empat Ramadan. (Riwayat Aḥmad dari Wāṡilah bin al-Asqa‘)

Abdullah Yusuf Ali menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan bahwa tidak ada kitab Nabi Ibrahim yang sampai ke tangan kita. Akan tetapi, Perjanjian Lama mengakui bahwa Ibrahim seorang nabi (Kejadian xx.7). Ada sebuah kitab dalam bahasa Yunani yang telah diterjemahkan oleh H.G. Box berjudul Testament of Abraham (diterbitkan oleh Society for the Promotion of Christian Knowledge, London, 1927). Rupanya buku ini sebuah terjemahan bahasa Yunani dari bahasa Ibrani. Teks bahasa Yunani itu barangkali ditulis di Mesir pada abad kedua Masehi, tetapi dalam bentuknya yang sekarang, mungkin hanya dari abad ke-9 atau 10. Kitab ini cukup populer di kalangan umat Kristiani. Kaum Yahudi Midrash juga barangkali mengacu pada suatu testament Ibrahim.

Suhuf Musa yang disebut dalam ayat ini, tentu yang dimaksud adalah Taurat, ialah wahyu yang asli disampaikan kepada Nabi Musa, yang merupakan Pentateuch yang sekarang, yaitu sebuah peninggalan yang sudah diperbaiki dan masih ada.

Injil yang sekarang tidak dapat dikatakan kitab-kitab yang “tertua”. Juga tidak dapat disebut kitab-kitab Yesus karena bukan dia penulisnya, tetapi kitab tentang dia dan ditulis jauh setelah ia wafat.

Pada dasarnya Al-Qur’an menghormati kedua kitab suci itu. Sebagaimana yang tidak eksklusif, Islam mengakui kedua kitab suci itu, kendati diakui juga ada perbedaan mendasar antara Al-Qur’an dengan Alkitab (Bibel).

Wahbah az-Zuhaili mengatakan bahwa keberuntungan orang yang menyucikan diri, mengagungkan nama Tuhan, dan melaksanakan salat, serta ketidaksukaan manusia pada dunia, jelas terdapat dalam suhuf Ibrahim yang sepuluh. Juga terdapat dalam suhuf Musa yang sepuluh, selain Taurat. Kedua kitab suci ini berisi ajaran-ajaran moral. Para mufasir mengutip beberapa hadis sekitar suhuf Ibrahim ini. Di antaranya dikatakan bahwa Allah menurunkan 104 kitab, sepuluh suhuf kepada Adam, Kepada Syeṡ lima puluh, kepada Idris tiga puluh, kepada Ibrahim sepuluh, kepada Musa sebelum Taurat sepuluh, dan menurunkan Taurat, Injil, dan Furqan. Di samping itu, masih banyak hadis yang dikutip sekitar ayat penutup surah ini. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa ketika Abū Żarr menanyakan kepada Rasulullah tentang sisa kitab Ibrahim dan Musa, apakah ada yang diturunkan kepada beliau, Nabi menjawab, “Ya.” Lalu Abū Żarr disuruh membaca enam ayat terakhir surah al-A‘lā ini. Akan tetapi, Zuhaili menutup uraiannya dengan kata-kata: “hanya Allah yang tahu tentang kebenaran hadis ini.”

Kesimpulannya adalah semua isi Al-Qur’an berupa tauhid, kenabian, janji dan peringatan, juga diperkuat oleh kitab-kitab para nabi sebelumnya.