Full Sinopsis & Tema Plot Film 12 Angry Men (1957)

- Plot
- Sinopsis
- Tema
- Penjelasan
- Komentar
- Anak muda dituduh membunuh ayahnya dan menghadapi hukuman mati.
- Juror Nomor 8 menjadi satu-satunya suara yang menolak menyatakan 'bersalah' dalam pemungutan suara awal.
- Proses diskusi juri menggali prasangka dan keyakinan pribadi mereka.
- Melalui eksperimen dan debat, keandalan bukti mulai diragukan.
- Akhirnya, semua juri mengubah suara mereka menjadi 'tidak bersalah', menyadari kesalahan dan prasangka mereka.
Kisah dimulai di sebuah ruang sidang di mana seorang pemuda berusia 18 tahun dari kawasan kumuh di New York diadili atas tuduhan membunuh ayahnya dengan menikamnya. Setelah argumen penutupan disampaikan, hakim meminta juri untuk memutuskan apakah anak muda itu bersalah atau tidak. Jika dinyatakan bersalah, hukumannya adalah hukuman mati yang wajib.
Juri yang terdiri dari dua belas pria kemudian pergi ke ruang rapat pribadi. Awalnya, tampak jelas bahwa mereka telah sepakat untuk menyatakan pemuda itu bersalah dan ingin segera kembali dengan keputusan, kecuali Juror Nomor 8 (Henry Fonda) yang merupakan satu-satunya suara 'tidak bersalah' dalam pemungutan suara awal.
Juror 8 menjelaskan bahwa ada terlalu banyak yang dipertaruhkan untuk dia hanya mengikuti suara mayoritas tanpa berdiskusi lebih jauh. Suaranya membuat juri lainnya, terutama Juror 7 (Jack Warden) dan Juror 10 (Ed Begley), merasa terganggu.
Fokus film ini adalah kesulitan juri dalam mencapai keputusan yang bulat. Sementara beberapa juri menyimpan prasangka pribadi, Juror 8 berpendapat bahwa bukti yang ada bersifat sirkumstantial dan si pemuda berhak atas pembahasan yang adil. Dia meragukan akurasi dan keandalan saksi yang ada dan menyoroti bahwa senjata pembunuh, sebuah pisau lipat, sangat umum, serta mempertanyakan situasi yang melingkupinya.
Setelah beberapa argumen, Juror 8 melakukan voting rahasia. Suara baru 'tidak bersalah' muncul dari Juror 9 (Joseph Sweeney) yang merasakan bahwa pandangan Juror 8 layak didiskusikan lebih lanjut. Seluruh juri kemudian mengeksplorasi setiap saksi dan bukti, sambil menantang asumsi mereka satu sama lain. Melalui diskusi dan eksperimen, banyak yang mulai meragukan keputusan awal mereka.
Pada akhirnya, setelah berdebat dan berjuang dengan emosi pribadi mereka, juri akhirnya mencapai konsensus. Juror 3 (Lee J. Cobb) yang paling keras angkat suara, mengakui bahwa keinginannya untuk menjatuhkan hukuman mati pada pemuda itu terkait erat dengan masalah pribadinya, dan akhirnya mengubah suaranya menjadi 'tidak bersalah'. Keputusan juri menjadi bulat dan film diakhiri dengan dua juri, Juror 8 dan Juror 9, saling mengenal sebelum meninggalkan gedung pengadilan.
- sirkumstantial: Sebuah bukti yang tidak langsung, yang harus dihubungkan dengan asumsi untuk menghasilkan kesimpulan.
- prasangka: Pandangan atau sikap yang tidak adil dan tidak berdasar terhadap seseorang atau kelompok.
- dialog: Pembicaraan antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menyampaikan ide, pendapat, atau informasi.
- keadilan: Konsep moral bahwa semua orang harus diperlakukan sama, tanpa diskriminasi.

